AS Ungkap Pejabat Militer Rusia Dua Kali Datang ke Iran untuk Inspeksi Drone Tempur yang akan Dibeli
Krisis rusia ukraina | 16 Juli 2022, 18:06 WIBJEDDAH, KOMPAS.TV - Gedung Putih mengungkapkan, pejabat Rusia sudah mengunjungi lapangan terbang di Iran tengah dua kali dalam beberapa pekan terakhir untuk melihat drone tempur yang ingin diperoleh Rusia untuk digunakan dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Associated Press pada Sabtu (16/7/2022) melaporkan, pemerintah AS merilis data intelijen karena Presiden Joe Biden akan bertemu dengan para pemimpin enam negara Teluk Arab, ditambah Mesir, Yordania dan Irak dalam pertemuan puncak regional.
Biden diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan utama yang menjelaskan visinya untuk Timur Tengah saat ia menutup perjalanan terakhir dari perjalanan empat hari yang dimaksudkan untuk meningkatkan posisi AS dan menyatukan kawasan itu melawan Iran.
Menurut Gedung Putih, Iran memamerkan drone untuk pejabat Rusia di pangkalan udara Kashan pada 8 Juni dan 15 Juli.
Pemerintah AS juga merilis citra satelit dari drone Shahed-191 dan Shahed-129 yang ditampilkan dan dalam penerbangan di lapangan terbang, sementara sebuah pesawat angkut delegasi Rusia berada di darat.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan mengatakan, pemerintah AS memiliki "informasi bahwa pemerintah Iran sedang bersiap untuk memberi Rusia beberapa ratus UAV."
UAV adalah kendaraan udara tak berawak, atau drone.
Baca Juga: AS Ungkap Iran Bersiap Pasok Rusia Drone Tempur untuk Hajar Ukraina
“Kami menilai delegasi resmi Rusia baru-baru ini meninjau UAV berkemampuan tempur ofensif Iran. Kami merilis gambar yang diambil pada bulan Juni yang menunjukkan UAV Iran yang dilihat delegasi pemerintah Rusia hari itu,” kata Sullivan.
“Ini menunjukkan minat Rusia yang berkelanjutan untuk memperoleh UAV berkemampuan serangan Iran,” imbuhnya.
Sullivan menyebut, para pejabat AS meyakini, kunjungan pada Juni itu "adalah pertama kalinya delegasi Rusia mengunjungi lapangan terbang ini untuk pertunjukan semacam itu."
Sementara itu, Misi Iran untuk PBB belum memberikan komentar terkait pernyataan Gedung Putih itu.
Pada Jumat (15/7), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Ukraina Dmytro Kuleba, menolak laporan tentang ekspor drone Iran ke Rusia. Kuleba menyebut laporan-laporan itu "tidak berdasar."
"Klaim semacam ini paralel dengan kunjungan Biden ke Palestina yang diduduki, atau Israel, mengarah pada maksud dan tujuan politik," demikian situs web Kementerian Luar Negeri Iran mengutip Amirabdollahian mengatakan.
"Kami menentang setiap langkah yang dapat mengarah pada kelanjutan dan konflik yang semakin intensif."
Biden ingin memperkuat koordinasi dengan sekutu Timur Tengah terhadap serangan Rusia ke Ukraina, dan apa arti konflik yang sedang berlangsung di kawasan itu.
Baca Juga: Serangan Drone Bakar Kilang Minyak Rusia, Diyakini Ulah Ukraina
Banyak negara Teluk, khususnya Arab Saudi, memiliki keprihatinan serius tentang aktivitas Iran di wilayah tersebut.
Tak satu pun dari negara yang diwakili di KTT itu bergerak sejalan dengan AS untuk memberikan sanksi kepada Rusia, prioritas kebijakan luar negeri utama bagi pemerintahan Biden.
Jika ada, Uni Emirat Arab muncul sebagai semacam surga keuangan bagi miliarder Rusia dan kapal pesiar jutaan dolar mereka.
Mesir tetap terbuka untuk turis Rusia.
Pangkalan Udara Kashan, yang terletak sekitar 190 kilometer selatan Teheran, adalah salah satu lapangan terbang tertua di Iran.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz tahun 2021 mengaitkan Kashan dengan program drone Iran, menuduh Iran melatih milisi dari Irak, Lebanon, Suriah, dan Yaman untuk menerbangkan drone di fasilitas tersebut.
Penilaian intelijen AS pertama kali dilaporkan oleh CNN.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Associated Press