> >

Presiden Belarusia Minta Tentara Siaga, Tuding AS dan Barat Berkomplot Serang Rusia lewat Belarusia

Kompas dunia | 13 Juli 2022, 00:05 WIB
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko hari Selasa, (12/7/2022) mengeklaim Barat berkomplot dan bersiap menyerang Rusia melalui Belarusia. (Sumber: Maxim Guchek / BelTA Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengeklaim Barat berkomplot dan bersiap menyerang Rusia melalui Belarusia, Selasa (12/7/2022).

Berbicara kepada lulusan dan perwira militer, Lukashenko mengatakan dia membahas dugaan plot persekongkolan Barat itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (11/7).

"Rencana strategis untuk serangan terhadap Rusia sedang dikembangkan," kata Lukashenko.

Ia mengatakan Barat akan berusaha untuk menargetkan Rusia "melalui Ukraina dan melalui Belarus", seperti dikutip Straits Times.

"Sejarah terulang kembali," katanya, mengacu pada invasi Rusia oleh pasukan Napoleon tahun 1812 dan Nazi Jerman tahun 1941.

Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari.

Belarus, sekutu utama Kremlin, menjadi tempat pementasan bagi tentara Rusia dalam serangannya di negara tetangga Ukraina.

Negara-negara Barat tidak pernah secara terbuka mengatakan mereka berencana untuk menyerang Rusia.

Baca Juga: Presiden Belarusia Tunjukkan Kesetiaan kepada Putin: Kami akan Tetap Bantu dan Dukung Rusia

Peta kawasan Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia, yaitu Belarus dan Ukraina. Presiden Belarus Alexander Lukashenko hari Selasa, (12/7/2022) mengklaim Barat berkomplot dan bersiap menyerang Rusia melalui Belarusia. (Sumber: France24)

Lukashenko merujuk pada ekspansi NATO yang terus berlanjut, dengan mengatakan "para tentara salib yang baru dibentuk" sedang "membentuk tinju lapis baja" untuk menyerang Rusia.

"Peristiwa yang berlangsung hari ini di sekitar Belarus dan Rusia membutuhkan kewaspadaan dan konsentrasi penuh kita," kata Lukashenko.

Dia mengatakan, Barat mendorong dunia menuju "perang besar" dan mengatakan tentaranya harus "menjaga bubuk (mesiu) -nya tetap kering", merujuk pada istilah di negara-negara utara untuk siap siaga berperang.

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova membuat catatan serupa pada hari Selasa.

Dia menuduh Amerika Serikat dan sekutunya memprovokasi krisis Ukraina dan mempertaruhkan "konfrontasi militer terbuka dengan negara kita".

"Jelas, konflik seperti itu akan membawa risiko eskalasi nuklir," katanya dalam sebuah pernyataan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU