> >

Hacker Rusia Mengaku Curi Dokumen Rahasia Militer Ukraina, Suplai Informasi ke Pasukan Putin

Krisis rusia ukraina | 11 Juli 2022, 16:17 WIB
Ilustrasi hacker tengah meretas sebuah situs. (Sumber: Pixabay via Tribunnews.com)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kelompok hacker Rusia dan hacker pro-Rusia di Ukraina mengaku telah mencuri dokumen rahasia militer Ukraina.

Kelompok hacker Rusia RaHDIT dan hacker pro-Rusia di Ukrraina, Beregini menegaskan telah menyuplai informasi dari dokumen rahasia itu ke pasukan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Kedua kelompok itu mengatakan telah memiliki dokumen rahasia operasional mengenai rencana dan aksi dari tentara Ukraina.

Selain itu, mereka juga memiliki laporan mengenai situasi saat ini di garis depan dari konflik.

Baca Juga: Presiden Belarusia Dilawan Perwira Militernya karena Dukung Putin, Agar Tak Diasingkan Internasional

Informasi mengenai peretasan tersebut diungkapkan anggota RaHDIT kepada RIA Novosti, namun ia meminta namanya tidak dituliskan (anonimitas).

“Ya, kami memiliki akses ke dokumen operasional angkatan bersenjata Ukraina, kami memiliki data situasi operasional, kami bekerja sama dengan teman kami, kelompok hacker perempuan Beregini. Mereka bekerja dengan baik,” katanya dilansir dari Express.

“Kami menerima data dengan jumlah yang sangat besar. Namun sayangnya, kami tak bisa mengungkapkan semua kartu kepada Anda, karena akan jelas apa yang kami tahu dan lihat,” tambahnya.

Peretas itu mengeklaim, sebagian besar informasi berasal dan masih tiba di Moskow, melalui kelompokl pro-Rusia Beregini dari dalam Ukraina sendiri.

Dengan kemampuan kelompok itu menganalisis kejadian terkini, para peretas mengatakan, informasi Beregini dipasok ke Moskow dengan waktu yang sebenarnya.

“Ada data seperti itu, data itu secara waktu nyata, praktis, kelompok Beregini banyak membantu kami. Juga berkat fakta bahwa teman-teman mereka yang masih bertugas di angkatan bersenjata Ukraina membantu mereka,” tuturnya.

Aktif sejak 2016, konten kelompok ini mendapat sedikit perhatian sebelum 2022, ketika mulai membocorkan dokumen yang mendukung klaim Rusia yang semakin agresif dalam perang ini.

Baca Juga: Korea Utara Kian Mesra dengan China, Rezim Kim Jong-Un Sebut Hubungan Mereka Tak Bisa Dihancurkan

Tujuan dari serangan mereka tampaknya untuk menabur perselisihan di Ukraina, menampilkan militer Ukraina sebagai tak kompeten dan lemah.

Selain itu juga menggambarkan Ukraina sebagai boneka rezim Barat melawan Rusia, dan mengalihkan kesalahan psikologis perang ke Ukraina.

Pekan lalu, RaHDIT memposting di situs web Nemesis, data baru dari karyawan Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina, dan orang-orang yang terkait dengannya.

Dokumen-dokumen itu diduga menyangkut sekitar 2.500 orang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Express


TERBARU