> >

Tolak Bubar, Demonstran Sri Lanka Terus Duduki Istana Presiden hingga Kedua Pemimpin Resmi Mundur

Kompas dunia | 11 Juli 2022, 09:54 WIB
Para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berenang di kolam di dalam kompleks Istana Kepresidenan Sri Lanka di Kolombo pada 9 Juli 2022. (Sumber: AFP PHOTO)

KOLOMBO, KOMPAS.TV - Para demonstran di Sri Lanka menegaskan menolak membubarkan diri dan akan terus duduki Istana Presiden, yang sebelumnya mereka serbu.

Mereka menegaskan hal itu akan terus dilakukan hingga Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe resmi mengundurkan diri.

Sebelumnya para demonstran telah memasuki rumah Presiden dan PM serta Istana Presiden, Sabtu (9/7/2022). Di dalam rumah mewah itu, para demonstran mengacak-acak kamar, berenang hingga mengambil uang yang ada.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Mundur, Analis Ragukan Pemimpin Baru Bisa Berbuat Lebih Banyak

Dan yang lebih mengerikan lagi, mereka bahkan membakar rumah dari PM Wickremesinghe.

Namun, baik Presiden Rajapaksa dan PM Wickremesinghe dilaporkan telah menyelamatkan diri.

Keduanya  kemudian memutuskan akan resmi mengundurkan diri pada Rabu (13/7/2022).

Meski begitu, para demonstran tetap skeptis para pemimpin bakal melakukannya.

“Perjuangan kami belum selesai. Kami tak akan menyerah hingga (Presiden Rajapaksa) benar-benar pergi,” kata pemimpin demonstrasi pelajar, Lahiru Weerasekara dikutip dari BBC.

Analis politik dan Pengacara Hak Asasi Manusia, Bhavani Fonseka menegaskan beberapa hari ke depan akan menjadi waktu yang tak pasti untuk melihat apa yang terjadi secara politik,” tambahnya.

Ia juga menambahkan akan menarik melihat dua pemimpin Sri Lanka jika akhirnya benar-benar mundur.

Baca Juga: Rumahnya Diserbu Demonstran, Presiden Sri Lanka Umumkan Bakal Mengundurkan Diri

Demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Sri Lanka merupakan buntuh dari krisis pangan serta BBM.

Bahkan negara di Asia Selatan itu dilaporkan bangkrut jika mengutip pernyataan dari PM Weckremesinghe.

Salah satu anggota partai dari Presiden Rajapaksa, Mahinda Yapa Abeywardena, menyalahkan Covid-19 sebagai penyebab krisis ekonomi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU