> >

Di Tengah Perang dan Bombardir Rusia, Tentara Muslim Ukraina Tetap Shalat Ieduladha dan Kurban

Krisis rusia ukraina | 10 Juli 2022, 16:54 WIB
Said Ismahilov memimpin shalat ieduladha di Masjid Medina, Konstantinovka, Ukraina timur, Sabtu, 9 Juli 2022 dengan jamaah tentara dan warga Muslim Ukraina. Ismahilov mundur menjadi mufti setempat dan bergabung dengan batalion pertahanan teritorial untuk melawan serangan pasukan Rusia. (Sumber: AP Photo/Nariman El-Mofty)

KOSTIANTYNIVKA, KOMPAS.TV — Pada saat Rusia menyerbu, Mufti Said Ismahilov yang berusia 43 tahun, salah satu pemimpin spiritual Muslim Ukraina, memutuskan ia akan menyingkir dari tugas agamanya untuk memperjuangkan negaranya, Ukraina, dalam satuan pertahanan teritorial setempat.

Akhir tahun lalu, ketika peringatan akan serangan yang akan segera terjadi semakin keras, Ismahilov mulai berlatih dengan batalion pertahanan teritorial setempat. Saat itu dia telah menjabat sebagai mufti selama tiga belas tahun.

Seperti laporan Associated Press, Minggu, (10/7/2022), Ismahilov lahir dan dibesarkan di Donetsk di Ukraina timur, pernah melarikan diri dari Rusia sebelumnya pada tahun 2014, ketika separatis yang didukung Moskow merebut kotanya.

Dia akhirnya pindah ke pinggiran kota yang tenang di luar Kyiv yang disebut Bucha, hanya untuk menemukan dirinya, delapan tahun kemudian, di jantung serangan Moskow di Kyiv.

"Kali ini saya membuat keputusan bahwa saya tidak akan melarikan diri, saya tidak akan melarikan diri tetapi saya akan berjuang," katanya dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press di Kostiantynivka, sebuah kota yang dekat dengan garis depan di timur Ukraina di mana pertempuran sengit perebutan wilayah semakin intensif antara pasukan Ukraina dan Rusia.

Ismahilov mulai bekerja sebagai pengemudi militer untuk paramedis yang mengevakuasi yang terluka dari garis depan atau kota-kota yang terkepung. Ditugaskan mengemudi dalam kondisi yang sangat berbahaya, tetapi juga secara emosional mendukung mereka yang terluka parah, Ismahilov mengatakan dia melihat pekerjaan barunya sebagai "kelanjutan dari tugas spiritual saya di hadapan Allah."

"Jika Anda tidak takut dan Anda bisa melakukan ini, maka itu sangat penting. Nabi sendiri adalah seorang pejuang," kata Ismahilov. "Jadi saya mengikuti teladannya dan saya juga tidak akan lari, atau bersembunyi. Saya tidak akan memunggungi orang lain."

Baca Juga: Mengharukan, Keluarga Ukraina Kembali ke Rumahnya Usai Mengungsi, Ternyata Anjingnya Tetap Menunggu

Said Ismahilov usai memimpin shalat ieduladha di Masjid Medina, Konstantinovka, Ukraina timur, Sabtu, 9 Juli 2022 dengan jamaah tentara dan warga Muslim Ukraina. Ismahilov mundur menjadi mufti setempat dan bergabung untuk melawan serangan pasukan Rusia. Usai shalat ieduladha dan bercengkerama dengan keluarga, Said kembali bertugas di batalion pertahanan teritorial. (Sumber: AP Photo/Nariman El-Mofty)

Ismahilov adalah satu dari puluhan muslim Ukraina yang berkumpul di masjid di Kostiantynivka hari Sabtu untuk memperingati Idul Adha, hari libur keagamaan yang penting dalam Islam.

Masjid itu sekarang menjadi masjid operasional terakhir yang tersisa di wilayah yang dikuasai Ukraina di Donbas. Ismahilov mengatakan kepada AP, ada sekitar 30 masjid di wilayah itu secara total tetapi sebagian besar sekarang berada di tangan Rusia.

Pekan lalu, Rusia merebut kota Lysychansk, benteng besar terakhir perlawanan Ukraina di provinsi timur Luhansk. Gubernur wilayah Luhansk hari Sabtu mengatakan, pasukan Rusia sekarang menekan ke arah perbatasan dengan wilayah tetangga Donetsk.

Muslim berjumlah hampir 1 persen dari populasi di Ukraina, yang didominasi Kristen Ortodoks. Populasi Muslim Ukraina yang besar ada di Krimea, tempat tinggal suku Tatar Krimea dan bergabung ke Rusia pada tahun 2014, namun dianggap ilegal oleh Ukraina dan Barat. Jumlah umat Muslim di sana melonjak menjadi 12 persen.

Ada juga komunitas Muslim yang cukup besar di Ukraina timur, hasil dari gelombang migrasi ekonomi karena kawasan industri dan banyak Muslim berimigrasi ke wilayah Donbas untuk bekerja di pertambangan dan pabrik.

Konflik pada tahun 2014 memaksa banyak Muslim dari Krimea dan Donbas untuk pindah ke bagian lain negara itu di mana mereka bergabung dengan komunitas Tatar yang sudah lama berdiri atau membangun pusat-pusat Islam baru di samping mualaf Turki, Arab, dan Ukraina.

Baca Juga: PBB: Ukraina Bersalah Jadikan Panti Jompo Perisai Hidup Hadapi Rusia, 56 dari 71 Lansia Tewas

Tentara Muslim Ukraina menyembelih kambing usai shalat iduladha untuk kemudian dibagikan kepada warga di Masjid Medina, Konstantinovka, Ukraina timur, Sabtu, 9 Juli 2022. (Sumber: AP Photo/Nariman El-Mofty)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU