> >

Kelaparan, Singa di Penampungan Hewan Kunyah Ekornya Sendiri, Pemiliknya Diburu Polisi

Kompas dunia | 9 Juli 2022, 17:39 WIB
Seekor singa dilaporkan mengunyah ekornya karena kelaparan di sebuah penampungan hewan yang terlantar di Meksiko. (Sumber: Newsflash via Daily Star)

MEXICO CITY, KOMPAS.TV - Pemilik sebuah penampungan hewan di Meksiko menjadi buruan setelah kebun binatang yang dimilikinya ditelantarkan.

Bahkan, seekor singa dilaporkan mengunyah ekornya sendiri karena kelaparan hingga tubuhnya begitu kurus.

Foto-foto dari pusat penampungan hewan Yayasan Black Jaguar-White Tiges, yang berbasis di Tlalapan, Mexico City membuat pecinta hewan marah dan terkejut.

Gambar-gambar itu memperlihatkan kondisi buruk yang dialami sejumlah hewan di sebuah kebun binatang.

Baca Juga: Sempat Viral, Video Pembunuhan Shinzo Abe Dihapus Facebook dan Twitter

Mereka bahkan memakan bagian tubuh sendiri karena kelaparan yang parah.

Karena hal itu, pemimpin penampungan hewan yang bernama Eduardo Mauricio Serio dilaporkan telah menghilang, dan kini diburu polisi.

Kelompok Hak Asasi Binatang melaporkan pusat penampungan hewan itu ke Jaksa Federal untuk Perlidungan Lingkungan di Meksiko.

Pusat penampungan hewan itu diklaim menyelamatkan hewan dari kondisi parah di pusat peternakan dan sirkus.

Dikutip dari Daily Star, salah satu dari kelompok Hak Asasi Binatang menuduh pemilik yayasan tersebut telah menelantarkan dan memperlakukan ratusan kucing besar dengan cara yang salah.

Aktivis Yael Ruiz menjadi yang pertama melaporkan yayasan tersebut ke pihak otoritas setelah bekerja di sana selama dua tahun.

“Tempat ini telah berada di bawah kontrol otoritas, pemilik menjadi buronan, dan ia tak muncul di mana pun,” kata aktivis hak hewan Arturo Islas Allende.

“Kami juga telah bertemu dengan otoritas Mexico City sehingga dokter hewan bisa memulai penyelamatan hewan yang kelaparan itu,” tambahnya.

Arturo pun mengatakan, yayasan tersebut tak memiliki dokumen yang seharusnya atau izin legal.

“Kenyataannya, ini benar-benar dirahasiakan,” tutur Arturo.

Para penyelidik pun menemukan sebuah parit yang didalamnya berisi apa yang mereka yakini sebagai tulang dan sisa-sisa lebih dari 200 kucing besar.

Lokasi penampungan hewan tersebut juga memiliki 17 monyet, dan dua koyote.

“Ada sebuah parit dengan tulang dan hewan yang dikubur. Yayasan mengatakan mereka memiliki 400 kucing, dan kemarin perhitungan dilakukan dengan pihak berwenang dan hanya antara 180 hingga 190 yang dicatat. Kurang setengah dari mereka yang hidup,” ujar Arturo.

Baca Juga: Rusia Ledek Usaha Inggris Bebaskan Prajuritnya yang Ditahan di Ukraina, Dianggap Tak Serius

Ia juga mengungkapkan bahwa sang pemilik menjual singa, harimau, macan kumbang, dan bayi macan tutul secara ilegal.

Selain itu, Arturo menambahkan, para pekerja juga sudah tak dibayar berbulan-bulan.

Menurut Arturo, yayasan tersebut telah menerima donasi jutaan dolar, tetapi dana itu tak digunakan untuk kesejahteraan hewan. Yayasan itu juga diduga menghindari pajak.

“Pembiakan sedang berlangsung, kenyataannya, yayasan menempatkan hewan di tangan pembeli, dan seiring waktu, mereka menjadi masalah bagi pelanggan. Dan kami mengirim mereka kembali ke kandang yang sama,” tuturnya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Daily Star


TERBARU