> >

Intel Amerika dan Inggris Khawatir Spionase China, Ancaman Terbesar bagi Barat

Kompas dunia | 7 Juli 2022, 08:43 WIB
Direktur FBI Christopher Wray (Sumber: Andrew Harnik/Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV - Kepala Badan Inteljen Amerika Serikat (FBI) dan pemimpin Badan Intelijen Inggris (MI5) mengatakan kekhawatiran baru tentang ancaman spionase pemerintah China pada Rabu (6/7/2022) di markas MI5.

Seperti dikabarkan Associated Press, keduanya memperingatkan para pemimpin bisnis bahwa Beijing bertekad mencuri teknologi mereka demi keuntungan kompetitif di masa depan.

Direktur FBI Christopher Wray menegaskan kembali kekhawatiran lama serta mengecam operasi spionase dan peretasan ekonomi oleh China

"Kami secara konsisten melihat bahwa pemerintah China menimbulkan ancaman jangka panjang terbesar bagi keamanan ekonomi dan nasional kami," ujar Wray.

"Maksud saya kedua negara kami (AS dan Inggris), bersama dengan sekutu kami di Eropa dan di tempat lain," lanjutnya.

Sementara itu, Dirjen MI5 Ken McCallum menyebut bahwa pemerintah China telah melakukan tekanan terselubung dan menyebutnya sebagai "tantangan paling mengubah permainan yang kita hadapi."

"Ini mungkin terasa abstrak, tetapi itu nyata dan mendesak. Kita perlu membicarakannya, kita perlu bertindak," tegas McCallum.

Menanggapi tuduhan itu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington Liu Pengyu mengatakan "dengan tegas menentang dan memerangi semua bentuk serangan siber" dan menyebut tuduhan tersebut tak berdasar.

"Kami tidak akan pernah mendorong, mendukung, atau memaafkan serangan siber," kata Pengyu.

Baca Juga: Hujan Muson Lebat Sebabkan Bencana, 77 Orang Tewas dalam 3 Pekan di Pakistan

Dalam pidatonya di markas MI5, Wray juga mengatakan bahwa China telah belajar dari pengalaman perang Rusia-Ukraina dan berupaya mencari cara untuk mengatasi potensi sanksi ekonomi.

"Di dunia inteljen, kita menyebut perilaku itu sebagai petunjuk," kata Wray.

"Sama seperti Rusia, investasi yang mereka bangun selama bertahun-tahun di Barat dapat menjadi 'sandera', modal terdampar dan mengganggu rantai pasokan di masa mendatang," lanjutnya.

Pada kesempatan itu, Wray selalu mengingatkan pemimpin perusahaan agar waspada jika ingin membangun bisnis dengan China.

Baca Juga: Swedia dan Finlandia Gabung NATO, Rusia Ikrarkan Tindakan Balasan jika Merasa Terancam

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus

Sumber : AP


TERBARU