> >

Korea Utara Damprat Kerja Sama Militer AS-Korsel-Jepang, Ancam Tingkatkan Kapabilitas Militer

Kompas dunia | 4 Juli 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi. Latihan gabungan angkatan laut Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan yang melibatkan kapal induk USS Ronald Reagan, 4 Juni 2022. Pada Minggu (3/7/2022), Korea Utara merilis pernyataan yang mengecam upaya Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jepang meningkatkan kerja sama militer tripartit yang dianggap menargetkan Pyongyang. (Sumber: Kementerian Pertahanan Korea Selatan via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara mengecam upaya Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Jepang meningkatkan kerja sama militer tripartit yang dianggap menargetkan Pyongyang. Pemerintahan Kim Jong-un menebar ancaman bahwa upaya itu akan memaksa Pyongyang memperkuat kapabilitas militernya.

“Situasi yang ada saat ini membuat desakan untuk mengembangkan pertahanan negara ini semakin urgen, untuk mengatasi gangguan kondisi keamanan yang semakin deras di Semenanjung Korea dan seluruh dunia,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara dikutip Associated Press, Minggu (3/7/2022).

Pernyataan tersebut dirilis Pyongyang seiring serangkaian uji coba senjata provokatif dan rencana negara itu melakukan uji coba nuklir pertama dalam waktu lima tahun. Pyongyang sejak lama menjadikan kebijakan AS dan sekutu sebagai alasan program senjata nuklir.

Baca Juga: Waduh, Rezim Kim Jong-Un Sebut Benda Asing Dekat Korea Selatan Penyebab Wabah Covid-19 Korea Utara

Pernyataan itu menyorot pertemuan trilateral antara AS, Korea Selatan, dan Jepang di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Madrid, Spanyol pada akhir Juni lalu. Tiga negara itu menegaskan akan memperkuat kerja sama untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara.

“Para eksekutif tertinggi AS, Jepang, dan Korea Selatan menyatukan kepala untuk konfrontasi (dengan Korea Utara) dan membahas tindakan balasan yang berbahaya terhadapnya, termasuk peluncuran latihan gabungan tripartit (AS, Jepang, dan Korea Selatan),” imbuh pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara.

Pyongyang menganggap latihan gabungan yang dipimpin AS di Semenanjung Korea, khususnya dengan Korea Selatan, sebagai latihan invasi ke Korea Utara. Washington dan Seoul sendiri berulangkali menegaskan mereka tidak berniat menyerbut Korea Utara.

Ketika pertemuan trilateral di Madrid, Presiden AS Joe Biden mengaku “sangat khawatir” dengan serangkaian uji coba rudal balistik serta dugaan rencana uji coba nuklir Korea Utara. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdan Menteri Jepang Fumio Kishida pun menyampaikan pernyataan serupa.

Pada awal Juni lalu, militer AS, Korea Selatan, dan Jepang sepakat melanjutkan latihan peringatan dan pelacakan rudal sebagai bagian upaya bersama menghadapi eskalasi uji coba senjata Pyongyang.

Di lain pihak, Korea Utara menyebut AS melebih-lebihkan rumor tentang ancaman nuklir Korea Utara sekadar “alasan untuk mencapai supremasi militer atas kawasan Asia-Pasifik termasuk Semenanjung Korea.”

Pyongyang juga menuduh KTT NATO pada Juni lalu membuktikan dugaan bahwa Washington berencana menahan Rusia dan China cara “militerisasi Eropa” serta membentuk aliansi seperti NATO di Asia. Korea Utara menuduh langkah AS dan sekutunya bisa menyebabkan konsekuensi berbahaya seperti perang nuklir yang bersamaan di Eropa dan Asia-Pasifik.

Baca Juga: Khawatir Putin Gunakan Senjata Nuklir ke Ukraina, Biden akan Kirim Pesawat yang Bisa Deteksi Radiasi


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU