> >

Sopir Kontainer yang Tewaskan 53 Migran di Texas Disebut Tak Sadar Pendingin Udara Tak Berfungsi

Kompas dunia | 2 Juli 2022, 23:01 WIB
46 orang ditemukan tewas di dalam truk kontainer di San Antonio, Texas pada Senin (27/6/2022). (Sumber: BNO News)

TEXAS, KOMPAS.TV – Tersangka sopir truk kontainer yang tewaskan 53 migran akibat kepanasan di Texas, Amerika Serikat (AS), ternyata tak tahu bahwa penyejuk udara atau AC di kendaraan tersebut berhenti berfungsi. 

Hal itu terungkap dalam dokumen pengadilan, seperti dilansir dari BBC, Sabtu (2/7/2022).

Homero Zamorano (45 tahun) sang sopir truk, ditemukan bersembunyi di semak-semak dekat truk kontainer pada Senin (27//6) waktu setempat. Dia jadi salah satu dari empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

Zamorano dan terduga konspirator Christian Martinez (28) dituduh saling mengirimkan pesan sebelum dan sesudah truk trailer berisi puluhan migran yang mati kepanasan dan kehabisan napas itu ditemukan pihak berwenang.

Tragedi itu merupakan insiden perdagangan manusia paling mematikan dalam sejarah AS.

Sejumlah anak-anak yang ditemukan dalam kendaraan itu, hingga kini masih dirawat di rumah sakit.

Para korban berasal dari Meksiko, Honduras, El Salvador dan Guatemala.

Baca Juga: Migran Ilegal yang Tewas di Texas Bertambah Menjadi 51 Orang

Pihak berwenang Meksiko menyebut, Zamorano semula berniat menyamar menjadi salah satu penyintas insiden itu. Ia ditangkap lantaran foto-foto kamera survailans memperlihatkan dirinya tengah mengemudikan truk trailer melintasi pos penjagaan Patroli Perbatasan AS di Laredo, Texas. 

Menurut dokumen pengadilan federal, seorang informan rahasia yang bekerja untuk Imigrasi dan Kepolisian Texas menyebut, Zamorano dan Martinez sudah bicara setelah insiden itu terungkap.
Martinez diduga mengatakan, “Sopir tidak sadar bahwa unit pendingin udara berhenti bekerja dan jadi sebab mengapa mereka meninggal dunia.”

Kedua tersangka terancam hukuman mati jika terbukti bersalah atas tuduhan penyelundupan dan konspirasi. 

Baca Juga: Catatan Tragis Migran Dunia yang Mati Sesak Kehabisan Udara dalam Kontainer saat Diselundupkan

Dua pria lain juga dituding terlibat, yakni Juan Claudio dan Francisco D’Luna-Bilbao, atas kepemilikan senjata dan berada di AS secara ilegal. Keduanya adalah warga negara Meksiko.

Puluhan korban migran yang mati mengenaskan termasuk 27 warga Meksiko, 14 warga Honduras, 7 Guatemala dan 2 Salvadore.

Otoritas Meksiko menyebut, sebanyak 67 migran berada dalam kontainer itu, sementara jaksa di San Antonio menyebut 64 orang.

Penyelundupan manusia merupakan industri utama di sepanjang perbatasan AS – Meksiko.

Pada Mei lalu, tercatat 239.000 migran ditahan karena masuk wilayah AS secara ilegal dari Meksiko.

Kematian massal dari penyelundupan manusia telah terungkap pada sejumlah kesempatan di seluruh dunia baru-baru ini.

Baca Juga: 48 Migran Ditemukan Tewas Terpanggang Panas Matahari, 4 Anak dalam Kondisi Kritis

Di antara insiden itu, berikut insiden terburuk penyelundupan manusia yang pernah tercatat:

  • Austria, 27 Agustus 2015: Kontainer Hungaria yang ditinggalkan di tepi jalan ditemukan dengan 71 jasad migran warga Irak, Suriah, dan Afghanistan. Tiga tahun kemudian, empat orang dihukum penjara 25 tahun di Hungaria terkait kematian puluhan migran itu.

  • Libya, 20 Februari 2017: Puluhan migran Afrika ditemukan terkunci dalam kontainer pelayaran, termasuk 13 orang yang mati kehabisan napas.

  • Inggris, 23 Oktober 2019: Sebanyak 39 migran Vietnam ditemukan tewas dalam sebuah trailer kontainer di Essex. Empat orang dipenjara atas tuduhan pembunuhan pada Januari 2021.

 

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : BBC


TERBARU