Usai Bertemu Jokowi, Putin Sentil Negara-Negara Barat: Mereka Tidak Mau Mengakui Kesalahan
Kompas dunia | 1 Juli 2022, 05:45 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Vladimir Putin menyentil negara-negara Barat yang dianggapnya tidak mau mengakui kesalahan arah ekonomi mereka seusai melakukan pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo, Kamis (30/6/2022).
Putin menilai ketidakseimbangan pasar pangan yang terjadi saat ini adalah karena pembatasan atau sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia akibat invasi ke Ukraina.
"Tentu saja, kami berbicara tentang isu-isu yang menarik bagi seluruh dunia, semua negara saat ini. Maksud saya, memasok pasar dunia dengan makanan dan produk pertanian lainnya, termasuk pupuk mineral," kata Putin seusai bertemu Jokowi dalam pernyataan resminya.
"Kami telah berulang kali menekankan bahwa ketidakseimbangan pasar pangan adalah konsekuensi langsung dari bertahun-tahun kebijakan makroekonomi yang tidak bertanggung jawab di sejumlah negara, emisi yang tidak terkendali dan akumulasi utang tanpa jaminan. Dan situasinya semakin memburuk dengan dimulainya pandemi virus corona," tegas Putin.
"Namun, negara-negara Barat, yang tidak mau mengakui kesalahan arah ekonomi mereka, semakin mengacaukan produksi pertanian global dengan memberlakukan pembatasan pasokan pupuk Rusia dan Belarusia, sehingga menyulitkan ekspor biji-bijian Rusia ke pasar dunia, memperumit asuransi curah pengangkut yang mengangkut gandum dan melakukan pembayaran bank berdasarkan kontrak perdagangan," jelasnya.
Baca Juga: Bertemu Jokowi di Moskow, Putin Tegaskan Indonesia Merupakan Mitra Utama Rusia Sejak Lama
Lebih lanjut, Putin juga menekankan sanksi yang diberikan kepada Rusia akan berdampak besar kepada dunia karena negaranya merupakan salah satu pemasok bahan pangan terbesar.
Putin sendiri masih tetap berkomitmen untuk memasok berbagai bahan pertanian seperti pupuk ke berbagai negara sahabat, termasuk Indonesia.
"Saya tekankan sekali lagi: Rusia telah dan tetap menjadi salah satu produsen dan pengekspor produk makanan utama dunia," ujarnya.
"Pengiriman produk pertanian kami dilakukan di 161 negara di dunia. Tahun lalu, lebih dari 43 juta ton biji-bijian diekspor, di mana hanya gandum, 33 juta ton."
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV