Dalam 6 Bulan 12 Jurnalis Dibunuh di Meksiko, Terbaru Ada yang Ditembak di depan Putrinya
Kompas dunia | 30 Juni 2022, 05:45 WIBCIUDAD VICTORIA, KOMPAS.TV - Antonio de la Cruz, seorang jurnalis asal Meksiko ditembak mati di depan putrinya yang masih berusia 23 tahun pada Rabu (29/6/2022).
Kejadian itu berlangsung di Ciudad Victoria, ibu kota negara bagian Tamaulipas, ketika Antonio dan putrinya hendak keluar rumah.
Antonio tewas, sementara putrinya dilaporkan terluka parah.
Seperti diberitakan Associated Press, kejadian ini merupakan kasus ke 12 pembunuhan jurnalis di Meksiko dalam setengah tahun ini. Catatan itu menempatkan Meksiko sebagai negara tanpa krisis perang yang paling tak aman bagi pekerja media sepanjang 2022.
Antonio merupakan seorang reporter untuk surat kabar lokal Expreso yang telah bekerja di sana nyaris 30 tahun.
Surat kabar Expreso memberitakan semua jenis berita di kota, termasuk masalah keamanan. Adapun Antonio selama ini diketahui melaporkan topik pedesaan dan sosial seperti krisis air.
Ia juga meliput partai politik Movimiento Ciudadano dan pemimpin lokal partai itu, Gustavo Cardenas Gutiérrez, yang turut mengutuk pembunuhannya.
Baca Juga: Terekam CCTV, Detik-Detik Rudal Rusia Hantam Mal di Kremenchuk Ukraina
Antonio "sangat menyadari realitas Tamaulipas, sangat berani," kata Miguel Dominguez, direktur surat kabar Expreso, dalam sebuah wawancara dengan Milenio Television.
"Dia tak pernah menyatakan keluhan apa pun pada kami," imbuh Dominguez.
Surat kabar itu telah menjadi sasaran kejahatan beberapa tahun terakhir. Pada 2012, salah satu tahun terburuk kekerasan kartel narkoba, sebuah bom mobil meledak di depan gedung surat kabar Expreso.
Sementara pada 2018, sebuah freezer berisikan kepala manusia diletakkan di depan kantor surat kabar itu, lengkap dengan peringatan agar tak mengangkat berita kekerasan di kota.
Gubernur Tamaulipas, Francisco García Cabeza de Vaca, menjanjikan penyelidikan atas pembunuhan pada Rabu, sehingga "kejahatan pengecut ini tak luput dari hukuman."
Adapun kantor kejaksaan negara bagian mengatakan unit khusus untuk menyelidiki kejahatan terhadap kebebasan berekspresi telah diberitahu. Kantor kejaksaan federal mengatakan sedang membuka penyelidikan.
Baca Juga: Situs Berita Rappler Diberedel Karena Kritisi Presiden Filipina Duterte
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus
Sumber : AP