Migran Ilegal yang Tewas di Texas Bertambah Menjadi 51 Orang
Kompas dunia | 29 Juni 2022, 05:46 WIBSAN ANTONIO, KOMPAS.TV – Migran ilegal yang tewas ketika berusaha melintasi perbatasan Amerika Serikat (AS) dengan truk trailer, bertambah jadi 51 orang pada Selasa (28/6/2022) waktu setempat. Tragedi ini merupakan yang terburuk dalam episode penyelundupan manusia untuk melintasi perbatasan Meksiko-AS.
“Pengemudi truk dan dua orang lainnya sudah ditangkap,” kata Perwakilan AS Henry Cuellar dari Texas, seperti dikutip dari The Associated Press.
Dia mengatakan truk itu telah melewati pos pemeriksaan Patroli Perbatasan di timur laut Laredo, Texas, di Interstate 35. Dia tidak tahu apakah migran berada di dalam truk ketika melewati pos pemeriksaan.
Mayat-mayat itu ditemukan Senin sore di pinggiran San Antonio, ketika seorang pekerja kota mendengar teriakan minta tolong dari truk yang diparkir di jalan yang sepi. “Ia kemudian menemukan pemandangan mengerikan di dalamnya,” kata Kepala Polisi William McManus.
Lebih dari satu lusin orang yang masih hidup dibawa ke rumah sakit, termasuk empat anak. Tubuh mereka panas ketika disentuh. Sebanyak 46 orang lainnya ditemukan tewas di tempat kejadian. “Sedangkan lima orang lagi meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Sebagian besar yang tewas adalah laki-laki,” kata Hakim Kabupaten Bexar, Nelson Wolff.
Baca Juga: Tragis! 46 Mayat Migran Ditemukan di Kontainer di Texas Amerika
Mereka diduga tewas karena cuaca panas di wilayah San Antonio. Pada saat kejadian, suhu di San Antonio tercatat 39 derajat Celsius. Sedangkan para migran illegal berada di dalam truk tertutup, yang suhunya dapat meningkat secara drastis dalam cuaca panas.
“Jumlah kematian ini adalah yang tertinggi yang pernah ada dari insiden penyelundupan di Amerika Serikat,” ujar Craig Larrabee, penjabat agen khusus yang bertanggung jawab atas Investigasi Keamanan Dalam Negeri di San Antonio.
“Ini adalah kengerian yang melampaui apa pun yang pernah kami alami sebelumnya,” kata Wali Kota San Antonio Ron Nirenberg. “Dan sayangnya ini adalah tragedi yang bisa dicegah.”
Sedangkan Presiden AS Joe Biden menyebut kematian itu sebagai kejadian yang mengerikan dan memilukan.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press