> >

Rangkuman Pernyataan Jokowi di KTT G7, dari Investasi hingga 2 Miliar Manusia Terancam Krisis Beras

Kompas dunia | 28 Juni 2022, 11:36 WIB
Presiden Jokowi (tengah) berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ketika sesi foto bersama pemimpin forum G7 dan negara mitra di Kastil Elmau, negara bagian Bayern, Jerman, Senin (27/6/2022). Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (atas Jokowi) terlihat menyimak pembicaraan mereka. (Sumber: Markus Schreiber/Associated Press)

 

MUNICH, KOMPAS.TV- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi merangkum pernyataan-pernyataan yang disampaikan Presiden Joko Widodo selama menghadiri KTT G7 di Elmau, Jerman.

Retno mengatakan, Presiden Jokowi menghadiri dua sesi pertemuan, pertama yang difokuskan pada isu energi dan kedua pada isu pangan.

“Mengenai masalah perubahan iklim antara lain, Bapak Presiden menyampaikan bagi rakyat Indonesia dan di negara berkembang lainnya, risiko perubahan iklim sangatlah nyata, komitmen dan upaya Indonesia untuk perubahan iklim dan transmisi energi sangat jelas,” kata Retno melalui video YouTube di channel Sekretariat Presiden, Selasa (28/6/2022).

“Indonesia memiliki potensi sebagai kontributor energi bersih juga sangat besar baik di dalam perut bumi, di darat, maupun di laut.”

Baca Juga: Selesai KTT G7, Jokowi Lanjutkan Perjalanan ke Ukraina Melalui Polandia

Selain itu, kata Retno, bapak presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia memerlukan investasi besar dan teknologi rendah karbon guna mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif.

“Dalam kaitan inilah investasi yang diperlukan oleh Indonesia adalah antara 25 sampai 30 miliar US Dollar untuk transisi energi 8 tahun kedepan,” ucap Retno.

“Transisi energi juga dapat dioptimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi membuka peluang bisnis dan lapangan kerja baru.”

Kemudian di akhir pertemuan sesi pertama, Presiden Jokowi mengajak negara G7 untuk berkontribusi dalam memanfaatkan peluang ini.

Baca Juga: 323 Juta Orang Terancam, Jokowi Serukan Negara G7 dan G20 Atasi Kerawanan Pangan Akut

“Terutama peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium,” ujarnya.

“Di akhir pernyataannya bapak presiden meminta dukungan dan kehadiran negara G7 di KTT G20.”

Sementara itu untuk sesi kedua soal isu pangan, Retno menuturkan Presiden Jokowi menyampaikan bahwa rakyat di negara berkembang terancam kelaparan dan jatuh ke jurang kemiskinan ekstrem.

Menurut data dari world food program, 323 juta orang di Tahun 2022 ini menghadapi kerawanan pangan akut.

“Ini adalah permasalahan hak asasi manusia yang mendasar, jadi pangan adalah permasalahan hak asasi manusia yang paling mendasar, di mana perempuan dan keluarga miskin menjadi yang paling terkena dampaknya menghadapi kekurangan pangan,” kata Retno.

Baca Juga: Situasi Ukraina Makin Kompleks, Presiden Macron dan Jokowi Khawatirkan Pangan Dunia

Terkait persoalan tersebut, Presiden Jokowi menekankan perlunya tindakan yang cepat untuk mencari solusi konkrit.

Misalnya, produksi pangan harus ditingkatkan, rantai pasok pangan dan pupuk harus kembali normal.

“Bapak Presiden juga menyampaikan pentingnya dukungan negara-negara G20 untuk mereintegrasi ekspor gandum dari Ukraina serta ekspor komoditi pangan dan pupuk Rusia ke dalam rantai pasok global,” ujar Retno.

“Hal ini dilakukan melalui pertama tentunya yang diperlukan dukungan dari G7 adalah memfasilitasi ekspor gandum Ukraina agar dapat berjalan, dan yang kedua pentingnya mengkomunikasikan kepada dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.”

Baca Juga: Bicara di Forum G7, Jokowi Ajak Negara Maju Investasi Energi Bersih di Indonesia

Dalam pertemuan di sesi kedua G7, Retno mengungkapkan jika Presiden Jokowi menyatakan bahwa komunikasi yang intensif diperlukan, agar tidak terjadi keraguan berkepanjangan dari publik internasional.

“Dan komunikasi yang intensif juga di perlu dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait seperti bank asuransi perkapalan dan lain-lain,” kata Retno.

Selain itu, Retno mengungkapkan Presiden Jokowi di dalam pernyataannya juga mengatakan dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk sangatlah nyata.

Baca Juga: Ini Alasan Pesawat Presiden Jokowi Berputar-putar Saat Tiba di Jerman

“Khusus untuk pupuk jika gagal menanganinya maka krisis beras yang dapat menyangkut 2 miliar manusia, terutama di negara berkembang dapat terjadi,” kata Retno Marsudi.

“Dan diakhir sambutannya ketua ini bapak presiden menegaskan bahwa G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis pangan ini, mulai sekarang.”

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU