Ekonomi Sri Lanka Ambruk, WNI Termasuk Staf KBRI Ikut Antre 9 Jam demi Dapatkan BBM dan Gas
Kompas dunia | 24 Juni 2022, 21:10 WIBKOLOMBO, KOMPAS.TV - Krisis dan ambruknya ekonomi Sri Lanka tidak saja menyengsarakan rakyatnya, namun juga berdampak pada warga serta perwakilan asing, termasuk staf KBRI dan keluarga serta WNI yang tinggal di berbagai lokasi di Sri Lanka.
Seperti laporan Antara, Jumat (24/6/2022), WNI di Sri Lanka, termasuk staf KBRI harus antre selama 5 hingga 9 jam untuk mendapatkan BBM dan gas untuk memasak, kata Minister Counsellor KBRI Kolombo Heru Prayitno.
“Sejak 17 Juni 2022, masyarakat, termasuk staf KBRI, harus antre 5 hingga 9 jam untuk mendapatkan BBM dan gas,” ujar Heru Prayitno kepada Antara di Jakarta, Jumat (24/6).
Namun pada tanggal 21 Juni 2022, waktu antrean mendapatkan bahan bakar menjadi 1 hingga 1,5 jam karena ketersediaan pasokan BBM mulai membaik.
Ia mengatakan, krisis ekonomi yang terasa sejak Maret 2022 semakin memberikan dampak langsung kepada masyarakat Sri Lanka, termasuk WNI.
“Harga barang kebutuhan pokok yang semakin mahal akibat nilai inflasi yang terus meningkat dari 33,8 persen pada bulan April menjadi 45,3 persen pada Mei 2022,” kata Heru.
Ia mengatakan, pemadaman listrik bergilir masih terjadi dengan durasi 3 hingga 4 jam setiap kali.
Baca Juga: PM Sri Lanka Sebut Ekonomi Negaranya Runtuh, Tak Mampu Beli BBM walau Tunai Sekali pun
“Sebagian warga masyarakat beralih ke kayu bakar dan sebagian menggunakan listrik dengan penggunaan minimal untuk keperluan memasak, baik untuk rumah tangga maupun kebutuhan usaha agar tetap bertahan,” kata Heru.
KBRI juga telah menyiapkan dan menyalurkan kebutuhan sembako kepada WNI yang membutuhkan.
“Sesuai data Mei 2022, WNI berjumlah 310 orang, dengan konsentrasi di Kolombo, Galle, Kandy, dan Nuwara Eliya, “ kata Heru.
“Terdapat beberapa WNI yang memutuskan untuk sementara meninggalkan Sri Lanka karena krisis, jadi sifatnya mandiri dan bukan eksodus dalam jumlah yang besar,” kata dia.
KBRI belum mengeluarkan imbauan khusus untuk evakuasi, namun mendukung dan membantu sepenuhnya bagi WNI yang akan meninggalkan Sri Lanka karena krisis.
KBRI terus melakukan pemantauan situasi serta berkomunikasi dengan seluruh WNI dan juga membuka nomor sambungan langsung yang dapat dihubungi masyarakat setiap saat.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Antara