Sekolah Tutup dan Layanan Pemerintahan Srilanka Berhenti Selama 2 Pekan Krisis BBM
Kompas dunia | 22 Juni 2022, 13:54 WIBKendati demikian, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyebut pertemuan dengan wakil IMF berjalan lancar sesuasi rencana.
Ini merupakan pertama kalinya IMF datang untuk berdiskusi semenjak Sri Lanka meminta dana talangan pada bulan April 2022 lalu.
Menurut hasil pertemuan tersebut, diskusi masih akan berlanjut sampai akhir bulan ini.
Namun, rencana penyelamatan Sri Lanka ini tidak akan bisa terwujud sebelum para kreditur setuju untuk merestrukturasi utang luar negeri sebesar 51 miliar dollar Amerika Serikat. IMF sendiri meyakini proses ini akan makan waktu berbulan-bulan.
Sementara itu, Australia telah memberikan bantuan langsung kepada Sri Lanka berupa dana darurat sebesar 35 juta dollar AS. Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kesehatan di Sri Lanka.
Baca Juga: Tanker Minyak Rusia Berlabuh di Sri Lanka yang Dihajar Krisis dan Sudah Kehabisan Bahan Bakar
"Kami tidak hanya ingin membantu rakyat Sri Lanka pada saat dibutuhkan, ada juga konsekuensi yang lebih dalam bagi kawasan jika krisi ini berlanjut," papar Menteri Luar Negeri Australia Penny Won.
Saking parahnya krisis ekonomi Sri Lanka ini, PBB menyebut empat dari lima orang di negara yang merdeka 4 Feburari 1948 mulai tidak bisa makan, karena harga pangan melonjak tinggi.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Purwanto
Sumber : Channel News Asia