Pertemuan G20 di Yogyakarta Sengit, Rusia Tuding AS dkk Politisasi Urusan Kesehatan
Kompas dunia | 20 Juni 2022, 22:52 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Rusia pada Senin (20/6/2022) menuduh beberapa negara ekonomi utama G20 mempolitisasi pertemuan tentang kesehatan global G20, yang mengecam bagaimana serangan ke Ukraina menjerumuskan sistem perawatan kesehatan ke dalam kekacauan.
Seperti dilansir Straits Times, Senin, perang di Ukraina membayangi pertemuan G20 tahun ini, dengan ketua saat ini, Indonesia, berjuang untuk menjaga kelompok itu tetap bersatu dan menolak tekanan dari anggota Barat untuk mengecualikan Rusia.
“Kami meminta rekan-rekan kami untuk tidak mempolitisasi platform kesehatan G20, tetap dalam mandat kita dan membahas perawatan kesehatan,” kata pejabat Kementerian Kesehatan Rusia, Oleg Salagay, dalam pertemuan para menteri kesehatan G20 di Kota Yogyakarta, Indonesia, Senin.
Perwakilan Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Kanada mendesak Rusia untuk mengakhiri agresinya.
Rusia menggambarkan serangannya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi tetangganya dan menyingkirkannya dari nasionalis berbahaya yang mengancam penduduk berbahasa Rusia.
Andrea Palm, wakil sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, mengatakan perang Rusia "secara langsung bertentangan dengan tujuan perawatan kesehatan G20 dan tujuan kita mempromosikan kesehatan global".
"Jauh dari mempromosikan kesehatan global, Rusia mengganggu layanan kesehatan, menghancurkan fasilitas kesehatan, dan terus menyerang bangunan tempat warga sipil tak berdosa termasuk anak-anak berlindung," kata Palm.
Baca Juga: Kodam Udayana Gelar Simulasi Pengamanan Aksi Teror KTT G20
Rusia membantah menargetkan warga sipil dan fasilitas medis.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia menghancurkan ratusan rumah sakit dan institusi lain serta membuat dokter tanpa persediaan obat untuk mengatasi kanker atau tidak dapat melakukan operasi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Straits Times