> >

Mantan PM Inggris Pernah Dipermalukan Putin, Diberi Kursi Pendek agar Presiden Rusia Lebih Tinggi

Krisis rusia ukraina | 20 Juni 2022, 16:36 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan mantan PM Inggris Gordon Brown, saat masih menjabat sebagai menteri keuangan di Moskow pada 2006 lalu. (Sumber: AP Photo/Misha Japaridze)

LONDON, KOMPAS.TV - Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mengungkapkan dirinya pernah dipermalukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Brown mengungkap insiden tersebut terjadi 16 tahun lalu, ketika ia bertemu Putin pada kunjungan ke Kremlin, Moskow, pada 2006 lalu.

Menurut Brown yang saat itu datang sebagai Menteri Keuangan Inggris, ia diberi tempat duduk yang pendek.

Karena itu, Putin yang memiliki tinggi sekitar 173 cm jadi terlihat lebih tinggi dibandingkan Brown yang memiliki tinggi 180 cm.

Baca Juga: Ukraina Akui Makin Kehilangan Wilayah Desa di Sekitar Sievierodonetsk

“Saya tak memiliki bayangan tentang seperti apa Putin. Saya ditempatkan di kursi rendah sehingga saya harus menatapnya ke atas,” tutur Brown dikutip dari Daily Star.

“Ia adalah pria yang relatif kecil dan memakai sepatu hak bertumpuk. Bagaimana pun, hari itu ia mengeluarkan kartu indeks, dan membacakan semua informasi yang ia miliki mengenai saya, seolah-olah ingin membuktikan ia tahu lebih banyak tentang saya dibanding saya sendiri,” tambahnya.

Brown pun mengatakan bahwa sejak dulu Putin sudah membuktikan dirinya merupakan sosok yang mengancam.

“Jika sekarang orang mengatakan Putin telah berubah dan mengancam saat ini, saya bisa katakan ia dulu juga telah mengancam saya,” kata Brown.

Baca Juga: Musuh Putin Beri Peringatan, Serangan Rusia ke Ukraina Bakal Berujung Kematian Sang Pemimpin

Brown yang merupakan mantan pemimpin Partai Buruh percaya bahwa Putin hanya menanggapi kekuatan tanpa kompromi dan pantang menyerah.

“Putin hanya tahu kekuatan. Ia akan mengeksploitasi kelemahan. Ia merupakan oportunis hingga tingkat tertinggi,” ujarnya.

Brown sendiri mengaku terkesan dengan persatuan NATO terkait Ukraina, tetapi ia mengungkapkan adanya masalah dalam koordinasi sanksi, sehingga sejumlah negara tak siap melakukannya.

“Apa yang juga kita lihat adalah perpecahan global, 82 negara menolak mendukung tindakan terhadap Rusia atas pelanggarannya terhadap kebebasan manusia, sedangkan 150 negara di seluruh dunia tak menjatuhkan sanksi, jadi kita memiliki perpecahan global,” tuturnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Daily Star


TERBARU