> >

Amerika Serikat Umumkan Paket Senjata Baru ke Ukraina Senilai 1 miliar dollar AS

Krisis rusia ukraina | 17 Juni 2022, 05:34 WIB
Dari kiri, Asisten Menhan AS Urusan Keamanan Internasional Celeste A. Wallander, Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, Menhan AS Lloyd Austin, Menhan Ukraina Oleksii Reznikov dan Letjen Ukraina Levgen Moisuk menghadiri Pertemuan kelompok Kontak Pertahanan menjelang pertemuan para menteri pertahanan NATO di markas NATO di Brussels, Rabu, 15 Juni 2022. (Sumber: Yves Herman, Pool Photo via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan akan mengirimkan bantuan militer tambahan sebesar 1 miliar dollar AS ke Ukraina, seperti laporan Associated Press, Jumat, (17/6/2022).

Amerika Serikat dan sekutunya menyediakan senjata jarak jauh yang mereka katakan dapat membuat perbedaan dalam pertempuran di mana pasukan Ukraina kalah jumlah dan senjataan melawan Rusia.

Presiden Joe Biden dan para pejabat keamanan nasionalnya mengatakan pada hari Rabu bahwa AS bergerak secepat mungkin mendapatkan senjata penting untuk pertempuran, bahkan ketika para pejabat Ukraina memprotes mereka membutuhkan lebih banyak dan lebih cepat untuk bertahan hidup.

Paket terbaru, kata AS, termasuk peluncur rudal anti-kapal, howitzer dan lebih banyak peluru untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) yang sedang dilatih pasukan AS untuk pasukan Ukraina saat ini.

Semuanya adalah sistem senjata utama yang diminta segera oleh para pemimpin Ukraina saat mereka bertempur untuk menghentikan langkah Rusia yang lambat tapi mantap untuk menaklukkan wilayah Donbas timur.

“Jenderal Milley dan saya telah beberapa kali bertempur. Dan ketika Anda bertarung, Anda tidak akan pernah merasa cukup,” kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada konferensi pers di Brussels, merujuk pada Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan.

“Saya tentu mengerti posisi Ukraina, dan kami akan berjuang keras untuk memberi mereka semua yang mereka butuhkan.”

Baca Juga: Tiga Pemimpin Uni Eropa Kunjungi Kiev Temui Zelensky, Bakal Dukung atau Justru Tekan Ukraina?

Ilustrasi. Unit peluncur roket HIMARS yang diproduksi Lockheed Martin. (Sumber: Tony Overman/The Olympian via AP)

Sistem HIMARS dan anti-kapal adalah jenis kemampuan jarak jauh yang dapat membuat perbedaan dalam pertarungan, kata Milley.

Dia mengatakan Ukraina akan menjalani pelatihan kru HIMARS beberapa minggu ke depan.

“Jika mereka menggunakan senjata dengan benar, mereka seharusnya bisa mengalahkan sejumlah besar target dan itu akan membuat perbedaan,” katanya. Tetapi dia juga mencatat angka-angka jelas menguntungkan Rusia.

"Dalam hal artileri, jumlah mereka lebih banyak, senjata mereka lebih banyak dan jangkauannya lebih jauh" dari pasukan Ukraina.

Bantuan tersebut merupakan satu tahap terbesar senjata dan peralatan sejak perang dimulai. Biden, yang berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama sekitar 40 menit hari Rabu, juga mengatakan AS akan mengirimkan 225 juta dollar AS lebih dalam bantuan kemanusiaan untuk menyediakan air minum yang aman, persediaan medis, makanan, perawatan kesehatan, tempat tinggal dan uang untuk membeli barang-barang penting.

AS tetap berkomitmen, kata Biden dalam sebuah pernyataan, “untuk mendukung orang-orang Ukraina yang hidupnya telah tercabik-cabuk perang ini.”

Baca Juga: China Tunjukkan Dukungan ke Rusia, AS Langsung Ledek Sikap Beijing

Tentara Ukraina dalam duel artileri dengan pasukan Rusia di Vuhledar, 31 Mei 2022. Ukraina mengakui Rusia saat ini menguasai seperlima atau 20 persen wilayah Ukraina dalam serangan Rusia atas negara itu sejak 24 Februari 2022 (Sumber: Straits Times)

Bantuan itu datang ketika Austin mengadakan pertemuan di Brussel yang dihadiri lebih dari 45 negara untuk membahas dukungan bagi Ukraina.

Pada awal pertemuan, dia memperingatkan bahwa Barat harus meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina dan membuktikan komitmennya untuk membantu perang militer negara itu di sepanjang garis depan 1.000 kilometer dalam perang hancur-hancuran dengan Rusia.

Dia mengatakan kepada negara-negara yang berpartisipasi, "Kami tidak boleh menyerah dan kami tidak boleh kehilangan tenaga. Taruhannya terlalu tinggi."

Secara keseluruhan, sejak perang dimulai pada akhir Februari, AS telah memberikan sekitar $5,6 miliar bantuan keamanan ke Ukraina, termasuk paket terbaru ini.

Para pejabat AS mengatakan sekitar sepertiga dari  1 miliar dollar AS terbaru akan berasal dari otoritas penarikan presiden, yang berarti Pentagon akan mengambil senjata dan peralatan dari stoknya sendiri dan mengirimkannya ke Ukraina. Dua pertiga sisanya adalah peralatan dan senjata yang dibeli dari industri oleh AS dan kemudian ditransfer ke Ukraina.

Pertemuan Austin, juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov, datang pada hari pembukaan pertemuan dua hari para menteri pertahanan NATO di markas aliansi.

Baca Juga: Menteri Pertahanan Inggris: Kemenangan Ukraina atas Rusia Penting karena China Amati Reaksi Barat

Prajurit Ukraina mengendarai howitzer self-propelled M109 155 mm Amerika, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina, 13 Juni 2022. (Sumber: ANTARA/Reuters/Gleb Garanich)

Peningkatan pasokan senjata tidak bisa datang terlalu cepat bagi pasukan Ukraina yang berjuang untuk mencegah Rusia mengambil kendali atas timur industri negara mereka setelah lebih dari 3½ bulan perang.

Dalam pidato malamnya kepada bangsa, Presiden Zelenskyy Selasa memohon pengiriman senjata Barat yang lebih banyak dan lebih cepat, khususnya meminta sistem pertahanan anti-rudal.

“Sekutu berkomitmen untuk terus menyediakan peralatan militer yang dibutuhkan Ukraina untuk menang, termasuk senjata berat dan sistem jarak jauh,” kata Jens Stoltenberg, sekretaris jenderal NATO.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar hari Selasa mengatakan tanpa bantuan dari Barat, “kita tidak akan bisa memenangkan perang ini.”

Dia mengatakan Ukraina menggunakan 5.000 hingga 6.000 peluru artileri sehari, sementara Rusia menggunakan 10 kali lipat lebih banyak.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU