> >

Ukraina Akui Sulit Menang Lawan Rusia, Gara-gara Baru Terima 10 Persen Pasokan Senjata NATO

Krisis rusia ukraina | 16 Juni 2022, 11:02 WIB
Ilustrasi tentara Ukraina. Ukraina mengakui sulit menang lawan Rusia karena pasokan senjata NATO baru 10 persen. (Sumber: AP Photo/Efrem Lukatsky)

KIEV, KOMPAS.TV - Ukraina mengakui bakal sulit menang lawan Rusia karena baru menerima 10 persen pasokan senjata NATO dan dari negara lain.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar.

Seperti dilaporkan jurnalis Kompas, Harry Susilo dan Kris Mada dari Kiev, Mailar mengaku mengungkapkan kemenangan negaranya akan sangat sulit.

Ia mengungkapkan cadangan senjata Ukraina masih jadi andalan utama dalam perang melawan Rusia, empat bulan terakhir.

Baca Juga: Ribuan Warga Sipil Ukraina Terperangkap di Severodonetsk, Rusia Tuduh Pasukan Kiev Gagalkan Evakuasi

“Rusia punya lebih banyak kekuatan dan pasukan,” tutur Maliar, Rabu (15/6/2022).

“Karena itu, bagaimana pun usaha kami, bagaimana pun terlatihnya kami, sulit menang dari pertempuran ini,” ujarnya dikutip dari Kompas.id.

NATO dan Barat dilaporkan telah menggelontorkan bantuan senilai miliaran dolar kepada Ukraina, sejak invasi yang dilakukan Rusia, 24 Februari lalu.

Pertemuan pun akan dilakukan oleh Menteri Pertahanan dari negara NATO serta belahan dunia lain untuk membicarakan pengiriman persenjataan ke Ukraina.

Baca Juga: Macron Sebut Eropa Harus Bersatu Dukung Ukraina, Singgung Separatis Pro-Rusia di Moldova

Dilansir dari Al-Jazeera, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan sekutu akan melanjutkan pengiriman senjata berat dan sistem persenjataan jarak jauh ke Ukraina.

Setidaknya ada 28 negara yang mengirimkan bantuan persenjataan dengan nominal miliaran dolar ke Ukraina.

Sebanyak 25 dari 28 negara tersebut adalah anggota NATO, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang menyuplai Kiev dengan senjata canggih seperti sistem peluncuran roket ganda (MLRS).

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.id/Al-jazeera


TERBARU