Meski Stok Gas Langka karena Negara Bangkrut, Sri Lanka Pilih Gunakan Cadangan Gas untuk Kremasi
Kompas dunia | 15 Juni 2022, 18:15 WIBLayanan pemakaman satu hari yang menelan biaya 380.000 rupee atau setara Rp71 juta pada bulan Desember, sekarang meroket lebih dari dua kali lipat. Itu pun belum termasuk biaya krematorium.
Kekurangan bahan bakar yang tak henti-hentinya, berdampak parah pada pembangkit listrik dan transportasi sejak akhir tahun lalu. Pemadaman listrik reguler terjadi di seluruh pulau dan antrian panjang pengendara tampak di luar stasiun pengisian bahan bakar.
PM Wickremesinghe mengatakan, Sri Lanka hanya akan mampu memenuhi 50 persen dari permintaan bahan bakar biasanya selama empat bulan ke depan. Dan mulai bulan Juli, pemerintah akan memberlakukan sistem penjatahan.
Dia menambahkan, delegasi IMF diperkirakan akan mengunjungi negara itu pada Senin pekan depan untuk melanjutkan pembicaraan tentang permintaan Sri Lanka akan dana talangan yang mendesak.
Sri Lanka mengumumkan default pada utang luar negeri sebesar US$51 miliar bulan April lalu, dan pemerintah mengatakan perlu US$6 miliar untuk menjaga perekonomian negara itu tetap bertahan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times