China Tuding Balik Australia Soal Insiden Pencegatan Pesawat Pengintai di Laut China Selatan
Kompas dunia | 8 Juni 2022, 04:45 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah China, Selasa (7/6/2022), balik menuding Australia perkara insiden pesawat pengintai militer Australia yang terbang di atas wilayah sengketa Laut China Selatan yang dianggap China melanggar kedaulatannya.
Seperti laporan Antara, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China, Kolonel Senior Tan Kefei, di Beijing, Selasa, mengatakan pesawat mata-mata Australia telah memasuki wilayah udara China di atas Kepulauan Xisha di Laut China Selatan tanpa izin untuk melakukan pengintaian.
Komando Armada Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China mengerahkan pasukan laut dan udaranya untuk memperingatkan pesawat Australia jenis P-8A ASW itu karena berulang kali terbang di atas Kepulauan Xisha pada 26 Mei lalu, demikian diungkapkan Tan.
Pernyataan tersebut muncul menanggapi pernyataan Departemen Pertahanan Australia pada Minggu (5/6/2022) bahwa pesawat pengintai maritim P-8A dicegat pesawat tempur China J-16 yang dapat mengancam keselamatan pesawat dan awaknya.
Menurut Tan, pesawat militer Australia beberapa kali mengancam kedaulatan keamanan wilayah China dan militer China melakukan tindakan balasan dengan cara yang profesional, aman, bertanggung jawab, dan memiliki legitimasi.
Baca Juga: Kian Panas, Australia Tuduh Jet Tempur China Mencegat Pesawatnya dengan Manuver Berbahaya
China menyerukan Australia agar menghentikan tindakan provokatif dan membatasi aksi militer kalau tidak ingin menerima beberapa konsekuensi.
Dalam insiden 26 Mei, pesawat China melepaskan suar saat terbang dekat di samping pesawat Australia sebelum mencegatnya.
Departemen Pertahanan Australia, Minggu, menuduh jet tempur China mencegat atau intercept pesawat pengintainya dengan manuver berbahaya pada Mei lalu seperti dilaporkan Al Jazeera.
Departemen Pertahanan Australia mengungkapkan, pesawat pengintai maritim P-8A dicegat jet tempur J-16 saat melakukan aktivitas pengintaian maritim rutin.
Pihak Australia menegaskan aktivitas itu mereka lakukan di area udara internasional Laut China Selatan pada 26 Mei lalu.
“Pencegatan itu dihasilkan dari manuver berbahaya yang mengancam keselamatan pesawat P-8 dan krunya,” bunyi pernyataan Departemen Pertahanan Australia.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Antara/Al Jazeera