Saling Tuding Amerika Serikat-Rusia Intimidasi Media, Disebut "Represi" dan "Propaganda"
Krisis rusia ukraina | 7 Juni 2022, 09:12 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat hari Senin (6/6/2022) menuduh Rusia mencoba "mengintimidasi" media dan koresponden Amerika Serikat yang bekerja di Moskow, yang dipanggil oleh kementerian luar negeri Rusia dan diancam dengan pembalasan.
Tindakan tersebut merupakan buntut dari sanksi Amerika Serikat atas media Rusia yang bekerja di Amerika Serikat, seperti laporan Straits Times, Selasa, (7/6/2022)
"Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil rekan-rekan Anda untuk mengutip 'jelaskan kepada mereka konsekuensi dari garis permusuhan pemerintah mereka di bidang media,' kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan di Washington.
"Mari kita perjelas, Kremlin terlibat dalam serangan penuh terhadap kebebasan media, akses ke informasi dan kebenaran," tambahnya dan mengecam apa yang disebutnya "upaya yang jelas dan nyata untuk mengintimidasi jurnalis independen".
Sebelumnya, juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova, pada akhir Mei lalu, mengancam untuk mengusir media Barat jika YouTube terus memblokir briefing mingguan departemen tersebut.
Pada hari Jumat, dia kembali menuduh Washington "menargetkan represi media Rusia" di dalam Amerika Serikat.
Baca Juga: Rusia Ancam Caplok Lebih Banyak Wilayah Ukraina jika Barat Nekat Kirim Senjata Jarak Jauh
"Mereka melakukan segalanya untuk membuat media Rusia tidak mungkin bekerja," katanya, sambil menambahkan "jika mereka tidak menormalkan pekerjaan media Rusia di wilayah AS, akan ada tindakan tegas sebagai konsekuensinya."
Zakharova mengatakan perwakilan media AS "diundang" ke kementerian luar negeri Rusia pada hari Senin.
Namun Ned Price mengatakan, Moskow bereaksi terhadap daftar hitam tiga saluran televisi Rusia sebulan lalu, Pervy Kanal, Rossiia-1, dan NTV, sebagai bagian dari sanksi internasional sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Straits Times