Menlu India Keki, Beli Minyak Rusia Dianggap Danai Perang, tapi Beda jika Eropa yang Beli Gas Moskow
Krisis rusia ukraina | 4 Juni 2022, 20:41 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri India Subramaniam Jaishankar mencak-mencak keki dalam konferensi di Bratislava, Slovakia, Jumat (3/6/2022).
Ia mengecam Eropa. Katanya, "Masalah Eropa adalah masalah dunia, sementara masalah di tempat lain, belum tentu masalah dunia."
Kecaman itu dia ungkapkan terkait serangan Rusia ke Ukraina, seperti laporan Times of India, Sabtu (4/6).
Jaishankar merujuk anggapan yang menyebut India memihak Rusia karena membeli minyak negeri beruang merah itu. India dituding membiayai Rusia dalam serangan ke Ukraina. Sementara, tukasnya, pembelian gas Rusia oleh Eropa adem ayem saja, tidak ada anggapan seperti itu.
Jaishankar pun balik menuding Eropa.
Eropa sendiri, katanya, saat mengeluhkan impor minyak India dari Rusia, merancang sanksinya terhadap Rusia dengan mempertimbangkan kebutuhan gas dan kesejahteraan rakyat Eropa sendiri.
“Apakah (Eropa) membeli gas Rusia tidak mendanai perang?! Apakah hanya uang India (ke Rusia) dan minyak yang datang ke India yang mendanainya (serangan Rusia ke Ukraina), tetapi gas yang datang ke Eropa tidak (mendanai perang)?!" sergah Jaishankar balik bertanya. "Mari kita sedikit seimbang di sini."
Ia juga mempertahankan fakta bahwa pembelian minyak Rusia oleh India telah naik sembilan kali. "Itu terjadi karena basis yang rendah," kata Jaishankar.
“Jika negara-negara di Eropa dan Barat dan AS begitu khawatir, mengapa tidak mengizinkan minyak Iran masuk ke pasar?! Mengapa mereka tidak mengizinkan minyak Venezuela masuk ke pasar?! Mereka mencekik setiap sumber minyak lain yang kami miliki dan sekarang mereka mengatakan jangan membuat kesepakatan terbaik untuk rakyat Anda sendiri. Itu pendekatan yang tidak adil,” urai Jaishankar.
Ia juga tak ambil pusing tentang ancaman yang menyebut bahwa China akan mempersulit India di masa depan jika negeri Bollywood itu tidak mendukung posisi Eropa dalam konflik di Ukraina.
"China tidak memerlukan preseden di tempat lain tentang bagaimana melibatkan kami atau tidak, mempersulit atau tidak mempersulit kami," katanya yakin.
Baca Juga: Amerika Serikat Mulai Bermanuver Desak India Cabut Larangan Ekspor Gandum, Hadang Lonjakan Harga
Jaishankar sempat ditanya, mengapa menurutnya akan ada yang membantu New Delhi bilamana bermasalah dengan China usai tak mendukung Eropa dalam konflik Ukraina.
“Dalam hal kaitan yang Anda buat, kami memiliki hubungan yang sulit dengan China, dan (tetapi) kami sangat mampu mengelolanya,” sahutnya.
Ia pula menegaskan bahwa masalahnya dengan China tak berhubungan dengan konflik perang di Ukraina.
“Tetapi gagasan bahwa saya melakukan transaksi, saya memasuki satu konflik karena itu akan membantu saya dalam konflik kedua, bukan itu cara dunia bekerja," sanggahnya.
"Banyak masalah kami dengan China tidak ada hubungannya dengan Ukraina, dan (juga) tidak ada hubungannya dengan Rusia. Mereka (masalah-masalah itu) sudah lama.”
Jaishankar juga mengkritisi pola pikir Eropa yang egosentris.
“Eropa harus keluar dari pola pikir bahwa masalah Eropa adalah masalah dunia, tetapi masalah dunia bukanlah masalah Eropa,” kritiknya.
“Jika saya memandang Eropa secara kolektif, yang selama ini diam tentang banyak hal yang terjadi, misalnya di Asia, Anda bisa bertanya mengapa ada orang di Asia tidak memercayai Eropa dalam hal apa pun,” katanya.
Jaishankar mengatakan, India pula mengutuk pembunuhan yang dilakukan tentara Rusia di Bucha di Ukraina dan mendukung penyelidikan atas hal itu.
“Anda salah mengartikan posisi kami, misalnya ketika (pembantaian) Bucha terjadi, kami mengecam (pembantaian) Bucha dan kami benar-benar meminta penyelidikan terhadap Bucha,” pungkasnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Times of India/Globsec 2022