> >

100 Hari Serangan Rusia ke Ukraina, Putin Disebut Kehabisan Pasukan dan Peralatan Militer

Krisis rusia ukraina | 4 Juni 2022, 16:20 WIB
Foto iIlustrasi tentara Rusia di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin disebut mulai kehabisan pasukan pada hari ke-100 serangan Rusia ke Ukraina. (Sumber: AP Photo)

LONDON, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin disebut telah kehabisan pasukan dan peralatan militernya di Ukraina.

Rusia telah melakoni 100 hari serangan ke Ukraina, sejak pertama kali dilakukan 24 Februari lalu.

Namun, hingga saat ini Rusia masih belum mampu menduduki Ukraina sepenuhnya.

Peperangan sendiri masih menemui jalan buntu yang penuh darah, meski Putin sebenarnya ingin mengakhiri konflik dengan cepat.

Baca Juga: Macron Serang Putin, Sebut Menginvasi Ukraina Kesalahan Bersejarah dan Membuatnya Terisolasi

Menurut pakar Rusia, Anders Aslund, pada awal perang Rusia memang terlihat mampu menyapu Ukraina dalam beberapa hari.

Namun menurutnya kondisi sekarang sudah mencapai keadaan yang penuh pengurangan.

“Memperingati 100 hari, peperangan telah menemui jalan buntu. Ukraina memiliki semua yang dibutuhkan pasukannya, mereka mampu memobilisasi hingga satu juta orang,” katanya dilansir dari Daily Star.

“Sedangkan di sisi lain, Rusia mulai kehabisan pasukan. Karena secara teknis ini bukan perang, Putin secara legal tak bisa mengirimkan prajurit wajib militer,” tambahnya.

Meski begitu, Aslund melihat ini akan menjadi pertempuran artileri, apalagi menurutnya Ukraina akan mulai kehabisan amunisi dan senjata berat.

“Rusia memiliki tumpukan artileri. Meski mereka telah kehilangan banyak kendaraan bersenjata, tank dan pesawat terbang. Ini akan menjadi perang artileri,” ucapnya.

Rusia diketahui telah mengubah strategi militernya pada Maret lalu, dan menjadi jelas bahwa perang tak akan berubah dengan cepat.

Baca Juga: Penyerangan Rusia ke Ukraina Masuki Hari ke-100, Sekjen PBB Minta Kekerasan Segera Diakhiri

Mereka pun memindahkan pasukannya dari Ibu Kota Ukraina, Kiev, dan berkonsentrasi untuk penyerangan di timur negara itu.

Rusia dilaporkan telah kehilangan cukup banyak pasukannya dalam penyerangan yang mereka sebut sebagai Operasi Militer Khusus itu.

Militer Ukraina mengklaim lebih dari 30.000 pasukan Rusia sejauh ini telah terbunuh.

Jumlah itu lebih banyak dua kali lipat korban tewas dari perang Afghanistan-Uni Sovyet selama 9 tahun pada 1980-an.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Daily Star


TERBARU