> >

China Minta Komisi HAM PBB Selidiki Pelanggaran HAM Amerika Serikat, Termasuk Penembakan Anak-Anak

Kompas dunia | 31 Mei 2022, 12:19 WIB
China melalui jubir kementerian luar negeri Zhao Lijian meminta komisioner HAM PBB selidiki penembakan massal di Amerika Serikat yang banyak menewaskan anak-anak, meledek tuduhan AS atas pelanggaran HAM China (Sumber: Xinhua)

AS juga mengkritik China atas cara mereka menangani perjalanan Bachelet baru-baru ini. Jubir Kemlu China Zhao Lijian mengungkapkan keheranannya, karena pengaturan kegiatan Komisaris Tinggi Bachelet selama kunjungannya ke China dibuat sesuai dengan keinginannya dan setelah konsultasi penuh antara kedua belah pihak.

"Dalam konferensi persnya, Komisaris Tinggi Bachelet juga mengatakan bahwa dia memiliki pertukaran tanpa pengawasan yang luas selama kunjungannya ke China, jadi di mana yang disebut pembatasan atau manipulasi?"  kata Lijian.

Lijian lebih jauh mengatakan, "sebenarnya pihak AS-lah yang ingin memanipulasi kunjungan ini. Sejak awal, AS yang menuntut kunjungan Bachelet ke China. Dialah yang mengatur kondisi untuk Bachelet, dan dia juga yang sekarang menyerang dan mendiskreditkan kunjungannya."

Baca Juga: Dikunjungi Komisaris HAM PBB, China Tuduh Inggris-AS Lakukan Sabotase

Umat muslim Uyghur beribadah di Masjid Id Kah di Kashgar, Xinjiang, China, 19 April 2021. China meminta komisioner HAM PBB selidiki penembakan massal di Amerika Serikat yang banyak menewaskan anak-anak, meledek tuduhan AS atas pelanggaran HAM China. (Sumber: AP Photo/Mark Schiefelbein)

Kantor pers Menteri Luar Negeri Antony Blinken seperti laporan Bloomberg, Selasa, (31/5/2022) mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihak berwenang China "tidak memungkinkan penilaian yang lengkap dan independen terhadap lingkungan hak asasi manusia" dan mereka memiliki laporan bahwa penduduk Xinjiang diperingatkan untuk tidak mengeluh.

Kelompok hak asasi manusia juga mengkritik Bachelet dan perjalanan enam harinya, yang berulang kali dia katakan bukan "penyelidikan" atas praktik Tiongkok di Xinjiang atau di tempat lain.

Pada konferensi pers yang menandai akhir kunjungannya, Bachelet memberikan jawaban paling rinci untuk pertanyaan dari seorang reporter dengan media pemerintah China tentang kekerasan senjata dan rasisme di AS.

Bachelet mengatakan pada briefing tersebut, setiap tindakan oleh pemerintah China untuk mengatasi dugaan terorisme dan radikalisme tidak boleh mengorbankan hak asasi manusia.

Adrian Zenz, rekan senior dalam studi China di Victims of Communism Memorial Foundation, mengatakan kepada Bloomberg TV kemudian, dia menganggap kunjungan Bachelet ke Xinjiang sebagai "bencana" karena kegagalannya untuk mengutuk China. Dia juga memintanya untuk mengundurkan diri.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Associated Press/Bloomberg


TERBARU