> >

Kremlin Tegaskan Tak Ada Alasan Objektif Tetapkan Rusia Default, Masih Bisa Bayar Utang

Krisis rusia ukraina | 30 Mei 2022, 19:34 WIB
Ilustrasi. Pada Senin (30/5/2022), Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa Rusia masih punya uang rubel untuk bayar utang kepada para pemegang obligasi, tidak bisa dinyatakan default. (Sumber: Straits Times)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa Rusia saat ini tidak bisa dinyatakan default alias gagal bayar utang luar negeri. Peskov mengeklaim Moskow masih punya uang untuk bayar utang kepada para pemegang obligasi.

“Posisi kami sudah jelas: tidak ada alasan objektif untuk menetapkan default. Ada uang, dan ada kemauan untuk membayarkannya, baik dalam (mata uang) rubel atau menurut suatu skema yang mungkin lebih dikehendaki para pemegang obligasi,” kata Peskov dikutip TASS, Senin (30/5/2022).

Pada 25 Mei lalu, Rusia kehilangan akses membayar utang luar negeri karena diblokir dari transaksi menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) di bank-bank yang masuk sistem keuangan Washington.

Hal tersebut membuat Rusia terancam default. Namun, Moskow menolak default dan menyatakan siap membayar obligasi dengan mekanisme tersendiri menggunakan mata uang rubel.

Baca Juga: Diblokir dari Bank Amerika, Rusia: Kami akan Bayar Utang Luar Negeri Pakai Rubel

Menanggapi pemblokiran oleh AS, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menyatakan bahwa mereka menyiapkan mekanisme bayar obligasi dengan rubel seperti yang dilakukan pada ekspor gas alam Rusia.

Untuk melakukannya, Siluanov menyebut investor asing mesti membuka rekening rubel di bank Rusia terlebih dulu.

Akan tetapi, belum diketahui apakah pemegang obligasi Eurobond Rusia siap untuk menerima mekanisme pembayaran tersebut atau memilih default bagi Federasi Rusia.

“Kementerian Keuangan kami dan departemen-departemen terkait akan melakukan lobi. Semuanya akan tergantung kontak ini,” kata Peskov.

Pemblokiran ke akses transaksi dolar AS merupakan salah satu dampak sanksi meluas terhadap Rusia sebagai hukuman atas invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Baca Juga: Pejabat Ukraina di Luhansk Diburu Tentara Rusia untuk Dibunuh, Menghindar dengan Berpindah-pindah


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : TASS


TERBARU