Rusia Merasa Terancam oleh Rencana Sistem Rudal Jarak-Jauh AS di Ukraina
Krisis rusia ukraina | 29 Mei 2022, 10:53 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Rusia merasa terancam oleh rencana Amerika Serikat (AS) mengirimkan sistem rudal jarak jauh ke Ukraina.
Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov pada postingan Telegram-nya, Sabtu (28/5/2022).
Ia menginginkan agar pengiriman senjata yang tak masuk akal dan sangat berisiko tersebut segera diakhiri.
Baca Juga: Menlu Ukraina Sebut Krisis Pangan Tak Berhubungan dengan Sanksi Rusia, Tapi Ini Sebabnya
Pada Jumat (27/5/2022), Presiden Amerika Serikat Joe Biden dilaporkan berencana mengirimkan sejumlah sistem peluncur roket (MLRS) ke Ukraina timur.
Pejabat Ukraina memang telah meminta agar diberikan senjata untuk menyerang Rusia dari jarak jauh, dan mengancam tempat dan rute logistik Rusia, untuk memperlambat serangan di Donbas.
Antonov di Telegram mengungkapkan bahwa pemerintahan Biden akan memberikan Kiev HIMARS MLRES dan M270 MLRS, yang akan dilengkapi dengan peluru kendali M31 GMLRS.
“Ada risiko peralatan tersebut akan ditempatkan di dekat perbatasan Rusia dan Ukraina akan bisa menyerang kota di Rusia,” tulisnya di postingan tersebut dikutip Newsweek.
“Situasi seperti itu tak bisa diterima dan tak bisa ditoleransi oleh kami,” tambahnya.
Kepala Komite Luar Negeri Parlemen Ukraina, Oleksandr Merezho pada pekan ini mengungkapkan Rusia sekarang menggunakan artileri secara terus menerus dan dengan kejam.
Baca Juga: Duta Besar Rusia Beri Jaminan Tak akan Ada Penggunaan Senjata Nuklir di Ukraina
“Untuk melawan balik, untuk melindungi hidup pasukan dan warga sipil kami, kami membutuhkan MLRS,” ujarnya.
Pemerintahan Biden dilaporkan akan mengumumkan keputusan untuk mengirim senjata ke Ukraina pada pekan depan.
Juru Bicara Pentagon, John Kirby mengungkapkan bahwa para pejabat saat ini masih mengerjakan seperti apa paket yang akan dikirimkan berikutnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : Newsweek