China Kirim Menlu Wang Yi dan Delegasi ke Kepulauan Solomon, Pasifik Selatan Bergetar
Kompas dunia | 24 Mei 2022, 21:41 WIBBANGKOK, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi akan mengunjungi Kepulauan Solomon minggu ini dalam apa yang disebut pemimpin kepulauan Solomon sebagai “tonggak sejarah” dalam hubungan kedua negara.
Kunjungan itu dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa pakta keamanan baru antara China dan Kepulauan Solomon memungkinkan penempatan personel militer China di negara pulau tersebut, seperti laporan Associated Press, Selasa (24/5/2022).
Perdana Menteri Manasseh Sogavare dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web pemerintahnya pada Selasa, bersikeras mengatakan kemitraan dengan Beijing tidak mengorbankan hubungan dengan Australia, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya.
Kunjungan Menlu Wang yang memimpin delegasi berkekuatan 20 orang pada Kamis dan Jumat mendatang terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pengaruh China di Kepulauan Solomon yang penting secara strategis.
Wang akan menjadi perwakilan tertinggi China yang mengunjungi negara itu sejak kedua negara meresmikan hubungan diplomatik, 32 bulan lalu, kata Kementerian Luar Negeri Kepulauan Solomon, setelah Sogavare mengalihkan pengakuan dari Taiwan ke Beijing.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China kemudian mengatakan, Menlu Wang juga akan mengunjungi Kiribati, Samoa, Fiji, Tonga, Vanuatu, Papua Nugini dan Timor Leste dalam perjalanan selama 10 hari.
Selama di Fiji, menurut Kemlu China, Wang akan menjadi tuan rumah pertemuan dengan para menteri luar negeri negara-negara Kepulauan Pasifik.
“Diyakini pertemuan itu akan memainkan peran penting dalam mempromosikan solidaritas dan kerja sama antara China dan negara-negara kepulauan Pasifik dan dalam memajukan pengembangan hubungan kita,” kata juru bicara Kemlu China, Wang Wenbin, di Beijing.
Perjanjian keamanan, yang ditandatangani pada April lalu, akan memungkinkan Beijing mengirim personel polisi dan militer ke Kepulauan Solomon "untuk membantu menjaga ketertiban sosial" dan mengizinkan kapal perang China berlabuh untuk "pengisian logistik."
Isi perjanjian itu menggegerkan Australia dan Selandia Baru serta Amerika Serikat, dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan pendirian pangkalan angkatan laut China di pintu depan Australia dan Selandia Baru.
Baca Juga: China dan Kepulauan Solomon Teken Draft Pakta Keamanan, Australia, Selandia Baru dan AS Khawatir
Sogavare, yang membela pakta itu sepenuhnya tentang “keamanan internal,” mengatakan kunjungan Wang akan mencakup penandatanganan sejumlah “perjanjian bilateral utama.”
“Perdana Menteri Sogavare menantikan keterlibatan yang produktif dengan RRC (Republik Rakyat Tiongkok) sebagai mitra pembangunan penting pada saat yang sangat kritis dalam sejarah kita,” bunyi pernyataan lain yang dirilis Senin.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press