Joe Biden Dilarang Masuk Rusia Selamanya, tapi Donald Trump Malah Boleh
Krisis rusia ukraina | 22 Mei 2022, 17:33 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden masuk daftar larangan masuk ke Rusia untuk selamanya.
Tapi anehnya, mantan Presiden AS, Donald Trump tak ada di dalamnya dan dipastikan boleh masuk ke Rusia.
Kementerian Luar Negeri Rusia merilis nyaris 1.000 nama warga AS yang dilarang masuk Rusia secara permanen, Sabtu (21/5/2022).
Daftar itu disebut sebagai respons balasan simbolis atas sanksi keras yang diberikan negara Barat terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina, Februari lalu.
Baca Juga: Putin Dipermalukan Tentara Rusia, Tembakkan Rudal Rp72 Miliar tapi Hanya Hancurkan Toilet Umum
Biden sendiri sudah dilarang masuk Rusia sejak pertengahan Maret, begitu juga Menlu AS Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley.
Namun, yang terbaru larangan itu termasuk Wakil Presiden Kamala Harris, Putra Biden, Hunter Biden, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, dan mantan Menlu AS Hillary Clinton.
Aktor Morgan Freeman dan investor miliuner, George Soros juga ada dalam daftar tersebut.
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki pun mengeluarkan cuitan sarkastik di Twitter terkait daftar tersebut.
“Saya pikir kami harus membatalkan jalan-jalan keluarga kami ke Moskow , Agustus nanhti,” cuitnya dilansir dari CNBC.
Baca Juga: Roket Rusia Hancurkan 11 Pusat Pendidikan di Lozova Kharkiv, Zelensky: Pendidikan Kini Musuh Rusia
Namun, yang aneh tak ada nama Trump di daftar yang melarang 963 orang AS untuk masuk Rusia.
Trump sendiri dikenal sebagai rival berat Biden dalam pemilihan Presiden AS 2020, dan terus mengkritik hingga menghina lawannya itu hingga sekarang.
Trump juga disebut kerap memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengkritik investigasi keterlibatan Rusia pada Pemilihan Presiden AS 2016.
Trump bahkan sempat memuji Putin sebagai pemimpin yang pintar, sehari sebelum melakukan serangan ke Ukraina, pada 24 Februari.
Penulis : Haryo Jati Editor : Fadhilah
Sumber : CNBC