Studi Terbaru: Polusi Global Sebabkan 9 Juta Kematian per Tahun, Sama seperti Rokok
Kompas dunia | 21 Mei 2022, 05:05 WIBLebih lanjut, Landrigan menyampaikan bahwa angka sembilan juta kematian per tahun diambil melalui metode ketat. Pertama, peneliti memeriksa jumlah kematian per penyebabnya, lalu meneliti kausalitasnya dengan eksposur polusi yang dipertimbangkan melalui beragam faktor, kemudian mengalkulasikan respons eksposur rumit yang berasal dari banyak studi epidemiologi yang mengambil data dari ribuan orang selama berdekade-dekade.
Menurutnya, itu adalah cara yang sama dengan cara ilmuwan menentukan bahwa rokok menyebabkan kanker dan penyakit jantung.
Baca Juga: Hari Hipertensi Sedunia, YJI Lampung Kampanyekan Jantung Sehat
Lima pakar kesehatan masyarakat dan polusi udara yang diwawancara Associated Press menyebut studi Landrigan dan kawan-kawan itu mengikuti sains arus utama.
“Ketika orang fokus menurunkan tekanan darah dan kolesterol, hanya segelintir yang menyadari bahwa menghindari polusi udara adalah syarat penting untuk meningkatkan kesehatan jantung,” kata dr. Renee Salas dari Universitas Harvard.
Menurut studi Landrigan dan kawan-kawan, tiga perempat dari total kematian akibat polusi disebabkan oleh polusi udara. Sebagian polusi udara disebut berasal dari kombinasi sumber ajek seperti pembangkit listrik tenaga batubara serta sumber mobil seperti kendaraan.
“Ini semakin buruk di seluruh dunia seiring negara-negara membangun dan kota-kota tumbuh,” kata Landrigan.
Pada tahun 2000, polusi udara dari industri membunuh sekitar 2,9 juta orang per tahun di seluruh dunia. Pada 2015, angkanya naik menjadi 4,2 kematian, bertambah lagi jadi 4,5 juta pada 2019. Totalnya, polusi udara dari berbagai sumber membunuh 6,7 juta orang pada 2019.
Sementara itu, polusi timbal, sebagian berasal dari bensin, cat lawas, baterai, serta produk-produk manufaktur lain membunuh 900.000 orang per tahun. Sedangkan polusi sumber air menyebabkan 1,4 juta kematian per tahun. Polusi kesehatan okupasional menyebabkan 870.000 kematian.
Landrigan dan kawan-kawan menawarkan delapan rekomendasi dalam studinya untuk mengurangi kematian akibat polusi. Di antaranya adalah monitoring yang lebih baik, pelaporan yang lebih baik, serta regulasi industri dan kendaraan yang lebih ketat dari pemerintah.
“Kita sudah tahu bagaimana cara menyelesaikan setiap masalah ini. Apa yang belum ada adalah kemauan politis,” kata Richard Fuller, presiden organisasi Pure Earth sekaligus salah satu penulis studi tersebut.
Baca Juga: Perubahan Iklim Semakin Nyata, Jokowi: Indonesia Tak Diuntungkan Sebagai Negara Agraris
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press