10 Orang Tewas pada Penembakan Massal di Buffalo New York
Kompas dunia | 15 Mei 2022, 06:16 WIBBUFFALO, KOMPAS.TV — Seorang laki-laki muda berkulit putih dan bersenjata melepaskan tembakan dengan senapan serbu di sebuah supermarket di Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/5/2022) dan menewaskan 10 orang serta melukai tiga lainnya.
Seperti dalam laporan The Associated Press, Minggu (15/5), pihak berwenang menyebut insiden itu sebagai kejahatan kebencian dan ekstremisme kekerasan bermotif rasial.
Dua pejabat penegak hukum setempat mengatakan, tersangka diidentifikasi bernama Payton Gendron dari Conklin yang akhirnya berhasil ditangkap, sekitar 200 mil tenggara Buffalo di negara bagian New York, AS.
Petugas di lokasi penembakan tersebut mengatakan 11 korban berkulit hitam dan dua berkulit putih.
Penembakan itu terjadi di lingkungan yang didominasi warga kulit hitam, berjarak hanya beberapa kilometer di utara pusat kota Buffalo.
Tersangka diinterogasi pada Sabtu malam oleh FBI, kata salah satu pejabat di lapangan.
"Penyelidik meyakini pelaku penembakan massal itu menyiarkan secara langsung tindakannya melalui kamera yang ditempelkan di helmnya," kata salah satu pejabat.
Baca Juga: AS Diguncang Tiga Penembakan Massal Selama Libur Akhir Pekan Paskah
Dalam video menunjukkan pria bersenjata itu, mengenakan perlengkapan militer, pergi ke depan toko dengan senapan di kursi depan mobil dan kemudian mengarahkan senapan ke warga yang berada di tempat parkir ketika dia keluar dari kendaraan dan melepaskan tembakan.
Rekaman itu juga menunjukkan tersangka berjalan ke supermarket dan menembak beberapa korban lain di dalamnya, kata petugas tersebut.
Salah satu korban adalah seorang perwira polisi yang baru saja pensiun dan pada saat penembakan bekerja sebagai penjaga keamanan di toko.
Salah seorang polisi memperingatkan penyelidikan itu dalam tahap awal dan pihak berwenang saat ini menyelidik kasus tersebut atas dugaan motif rasial dan kejahatan kebencian atau hate crime.
Supermarket lokasi penembakan berada di lingkungan yang didominasi warga kulit hitam, sekitar 5 kilometer di utara pusat kota Buffalo.
Daerah sekitarnya sebagian besar adalah perumahan, dengan toko Family Dollar dan stasiun pemadam kebakaran di dekat toko.
Polisi Buffalo mengkonfirmasi penembak itu ditahan dalam sebuah tweet, tetapi tidak mengidentifikasi tersangka.
Saksi mata melaporkan pria bersenjata itu mengenakan pakaian gaya militer dan mengenakan rompi anti peluru, kata salah satu pejabat.
Baca Juga: Polisi Sebut Penembakan Massal di Sacramento AS Libatkan Geng, Pengamat Justru Pertanyakan
Berdiri dengan pistol di dagu
Braedyn Kephart dan Shane Hill, keduanya berusia 20 tahun, berhenti di tempat parkir tepat saat si penembak keluar.
Mereka menggambarkannya sebagai laki-laki kulit putih berusia belasan atau awal dua puluhan yang mengenakan seragam loreng, helm hitam dan apa yang tampak seperti senapan.
“Dia berdiri di sana dengan pistol di dagunya. Ini apa yang terjadi? Kenapa anak ini menodongkan pistol ke wajahnya?" kata Kephart.
Dia kemudian jatuh berlutut. "Dia merobek helmnya, menjatuhkan senjatanya, lalu ditangkap oleh polisi."
Di Gedung Putih, Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre mengatakan Presiden Joe Biden menerima pembaruan rutin tentang penembakan itu dan akibatnya.
“Presiden telah diberi pengarahan oleh penasihat Keamanan Dalam Negerinya tentang penembakan yang mengerikan di Buffalo, New York, sore ini.
Baca Juga: Pengunjung Pameran Mobil di AS Jadi Korban Penembakan Massal, 1 Tewas dan 20 Terluka
Dia akan terus menerima pembaruan sepanjang malam dan besok seiring berkembangnya informasi lebih lanjut," katanya, seraya menambahkan presiden dan ibu negara berdoa untuk para korban dan orang yang mereka cintai.
Tops Friendly Markets merilis pernyataan yang mengatakan, "Kami terkejut dan sangat sedih dengan tindakan kekerasan yang tidak masuk akal ini dan pikiran serta doa kami bersama para korban dan keluarga mereka."
Polisi menutup blok, dikelilingi oleh penonton, dan pita polisi berwarna kuning ditempel mengelilingi tempat parkir yang penuh.
Walikota Byron Brown dan Eksekutif Erie County Mark Poloncarz berada di lokasi pada Sabtu sore, berkumpul di tempat parkir di seberang jalan dari toko Tops dan diharapkan berbicara kepada media.
Lebih dari dua jam penembakan, Erica Pugh-Mathews menunggu di luar toko, di belakang pita polisi.
“Kami ingin tahu status tante saya, saudara perempuan ibu saya. Dia ada di sana bersama tunangannya, mereka berpisah dan pergi ke gang yang berbeda," katanya.
"Sebuah peluru nyaris mengenainya. Dia bisa bersembunyi di lemari es tetapi dia tidak bisa sampai ke bibi saya dan tidak tahu di mana dia berada. Kami hanya ingin kabar bahwa dia baik-baik saja."
Baca Juga: Pelaku Penembakan Massal di Kampus Rusia Dilumpuhkan setelah Baku Tembak dengan Polantas
Gubernur Kathy Hochul men-tweet dia "memantau dengan cermat penembakan di sebuah toko kelontong di Buffalo," kampung halamannya.
Dia mengatakan pejabat negara telah menawarkan bantuan kepada pemerintah setempat.
Kantor Sheriff Kabupaten Erie mengatakan di media sosial bahwa mereka memerintahkan semua personel yang tersedia untuk membantu polisi Buffalo.
Jaksa Agung Merrick Garland diberitahu tentang penembakan itu, kata juru bicara Departemen Kehakiman Anthony Coley.
Penembakan itu terjadi sedikit lebih dari setahun setelah serangan Maret 2021 di toko kelontong King Soopers di Boulder, Colorado, yang menewaskan 10 orang.
Penyelidik belum merilis informasi apa pun tentang mengapa mereka yakin pria yang didakwa dalam serangan itu menargetkan supermarket.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press