Lavrov Klaim Barat Kobarkan Perang Hibrida Total Lawan Rusia: Konsekuensinya akan Dirasakan Dunia
Krisis rusia ukraina | 15 Mei 2022, 01:05 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa negara-negara Barat telah mengobarkan perang hibrida total lawan Rusia. Hal tersebut disampaikan Lavrov dalam Majelis Dewan Kebijakan Pertahanan dan Luar Negeri Rusia di Moskow, Sabtu (14/5/2022).
Perang hibrida yang dimaksud Lavrov adalah perang politik yang memadukan berbagai jenis perang seperti perang konvensional, perang ireguler, perang siber, dan dilangsungkan dengan berbagai metode non-konvensional, seperti penggunaan diplomasi dan propaganda berita palsu.
Lavrov menyampaikan bahwa Rusia terpaksa menghadapi dunia Barat secara kolektif ketika menjalankan “operasi militer khusus” di Ukraina. Ia menambahkan, tindakan Rusia pun selalu menyesuaikan situasi yang ada.
Baca Juga: Putin Meminta Maaf Setelah Menlu Rusia Lavrov Sebut Hitler Yahudi
Lebih lanjut, Lavrov mengeklaim dampak perang hibrida antara Barat dengan Rusia akan dirasakan “semua orang.”
“Pilihan yang telah kita buat bisa dijelaskan dengan fakta bahwa Barat secara kolektif mendeklarasikan perang hibrida total melawan kita. Sulit memprediksi sampai kapan ini berlangsung, tetapi jelas bahwa konsekuensinya akan dirasakan semua orang, tanpa terkecuali,” kata Lavrov dikutip Associated Press.
Menlu Rusia itu kemudian mengecam kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) yang dianggapnya menyerang siapa pun yang menentang Washington.
Lavrov menyinggung perlakuan AS yang diklaimnya mempromosikan orientasi politik anti-China di Asia. Ia juga menuduh Washungton ikut campur dengan politik dalam negeri negara-negara Amerika Latin.
“Jelas bahwa ini (kebijakan luar negeri AS) tidak hanya tentang Rusia. Kami bisa melawan balik. Namun, setiap orang yang menempuh kebijakan indepen diserang (AS),” kata Lavrov.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina jadi Bahasan di KTT Khusus ASEAN-AS, Jokowi: Hentikan Perang Sekarang Juga!
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press