Semua Warga Sipil di Pabrik Baja Mariupol Telah Dievakuasi, Pasukan Ukraina Digempur Rusia
Krisis rusia ukraina | 8 Mei 2022, 13:46 WIBMARIUPOL, KOMPAS.TV - Kesemua warga sipil yang berlindung di kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol dilaporkan telah dievakuasi per Sabtu (7/5/2022). Kini tinggal pasukan pertahanan Ukraina yang bertahan di kompleks tersebut.
Pabrik baja Azovstal yang memiliki lebih dari 30 bunker menjadi tempat berlindung ratusan warga dari pertempuran sengit yang mengepung Mariupol sejak akhir Februari lalu.
Fasilitas strategis itu pun kemudian menjadi benteng pertahanan terakhir pasukan Ukraina di Mariupol. Kota ini diincar Rusia demi menghubungkan pasukan mereka di wilayah selatan (Krimea) dan kawasan Donbass.
Akan tetapi, gempuran Rusia ke Azovstal turut membuat ratusan warga sipil terjebak. Warga dilaporkan menyambung hidup dari tentara Ukraina yang membagikan jatah ransum mereka.
Baca Juga: Pasukan Ukraina di Mariupol Tak Dapat Meloloskan Diri Dari Kepungan Rusia
Belakangan ini, upaya evakuasi yang diorganisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah Internasional (ICRC) baru berhasil mengeluarkan pengungsi.
Sebelum evakuasi dari PBB dan ICRC, para prajurit disebut sempat mengupayakan evakuasi sebagian kecil warga. Tentara Ukraina dan Ruisa menggunakan sistem bendera putih untuk mengadakan gencatan senjata sementara untuk membiarkan warga keluar.
Akan tetapi, upaya evakuasi ini juga diwarnai insiden. Pada Jumat (6/5) lalu, wakil komandan Resimen Azov, Kapten Sviatoslav Palamar menuduh Rusia menembakkan senjata anti-tank ke kendaraan evakuasi. Tiga pasukan Ukraina dilaporkan tewas dalam insiden itu.
Di lain sisi, nasib sekitar 2.000 tentara dan kombatan Ukraina di Azovstal belum diketahui usai evakuasi sipil. Mereka berulangkali menolak ultimatum menyerah dari Rusia.
Pasukan Rusia pun menggencarkan bombardir ke kompleks Azovstal. Otortias Ukraina menyebut pasukan Rusia semakin mendesak dan bahkan sudah bisa memasuki jaringan terowongan.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto
Sumber : Associated Press