> >

Kanselir Jerman Sorot 3 Alasan Invasi Rusia ke Ukraina adalah Kegagalan Strategis Putin

Krisis rusia ukraina | 5 Mei 2022, 02:05 WIB
Ilustrasi. Kebakaran akibat serangan rudal Ukraina ke sebuah depot BBM di Makiivka, wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia di dekat Donetsk, Rabu (4/5/2022). (Sumber: Associated Press)

BERLIN, KOMPAS.TV - Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan miskalkulasi atas invasi ke Ukraina. Scholz menyebut setidaknya ada tiga bukti invasi ini justru merugikan Rusia.

“Putin sepenuhnya salah memperkirakan perang brutalnya dalam agresi ke Ukraina,” kata Scholz dikutip Associated Press, Rabu (4/5/2022).

Scholz menggarisbawahi bahwa invasi ini justru memperkuat sayap timur NATO, terlebih Swedia dan Finlandia tengah mempertimbangkan gabung ke aliansi tersebut.

Di lain sisi, suksesor Angela Merkel itu menyebut invasi justru merusak ekonomi Rusia akibat sanksi komprehensif dan meluas. Bantuan militer besar-besaran ke Ukraina pun menambah satu lagi kegagalan strategis Putin.

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Jerman Kunjungi Kiev, Kanselir Olaf Scholz Menolak Pergi

Sejak meluncurkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu, Rusia cenderung beroleh kegagalan memalukan. Pasukan Rusia gagal merebut ibu kota Kiev lalu memfokuskan operasi militer di kawasan Donbass.

Donbass pun masih jauh dari penguasaan Rusia. Pasukan Ukraina bertahan dengan gigih, terutama di Mariupol yang masih diterpa pertempuran hingga awal Mei 2022.

Berbagai negara telah mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina sejak awal invasi Rusia. Amerika Serikat (AS) menjadi pengirim bantuan paling gigih dengan pasokan perlengkapan senilai miliaran dolar AS.

Selain itu, AS mengusulkan integrasi militer Ukraina untuk memakai sistem persenjataan NATO setelah invasi. Selama ini, Ukraina cenderung mengandalkan sistem persenjataan bekas Uni Soviet.

Jerman sendiri pilih melanggar tradisi akibat invasi Rusia ke Ukraina. Berlin sebelumnya enggan menjual atau memperbantukan senjata ke daerah konflik, kemudian mengikuti langkah sekutu Barat lain yang mengirim senjata ke Ukraina.

Kendati dikritik karena dinilai lambat mengirim senjata, pemerintahan Olaf Scholz berjanji akan meningkatkan pengiriman.

Scholz menyebut Berlin tengah mempertimbangkan untuk mengirim meriam howitzer ke Ukraina. Sebelumnya, Jerman telah mengirm sistem persenjataan anti-pesawat Gepard.

Baca Juga: Kanselir Jerman Sebut Pendekatan Pasifis Sudah Usang, Janji Kirim Bantuan Senjata ke Ukraina


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU