> >

25 Warga Sipil Tinggalkan Pabrik Baja Azovstal di Mariupol, tapi Tak Diketahui Pindah ke Mana

Krisis rusia ukraina | 1 Mei 2022, 11:00 WIB
Pabrik baja Azovstal disebut sebagai pertahanan terbaik bagi pasukan Ukraina di Mariupol, yang tengah dikepung Rusia. (Sumber: AP Photo/Sergei Grits)

MARIUPOL, KOMPAS.TV - Sebanyak 25 warga sipil Ukraina dilaporkan telah meninggalkan pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol, Sabtu (30/4/2022).

Mereka adalah kelompok pertama yang meninggalkan benteng pertahanan terakhir Ukraina di kota tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin, telah memerintahkan pasukannya untuk membarikade pabrik itu pada pekan lalu.

Seperti dilaporkan media Rusia, dari 25 warga sipil yang pergi dari Azovstal, termasuk enam anak-anak berusia di bawah 14 tahun.

Baca Juga: Ruble Rusia Digunakan sebagai Mata Uang di Kherson Ukraina, Bakal Berjalan Baik atau Tidak?

Namun, tak diketahui kemana kelompok tersebut berpindah tempat.

Perginya 24 warga sipil tersebut dikonfirmasikan oleh prajurit yang masih bertahan di pabrik baja tersebut.

“Mereka dipindahkan ke tempat yang lebih memungkinkan, dan kami berharap mereka bakal di evakuasi ke Zaporizhzhia, wilayah yang dikontrol Ukraina,” kata Wakil Komanadan Batalion Azov, Sviatoslav Palamar dikutip dari BBC.

Sementara itu, Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko mengungkapkan orang-orang di kota itu berada di perbatasan antara hidup dan mati.

Baca Juga: Rusia Dituduh Curi 2.000 Karya Seni di Mariupol, Ukraina Siapkan Proses Pidana atas Penjarahan

“Mereka menunggu, berdoa untuk keselamatannya. Sulit mengatakan berapa lama lagi dalam hitungan jam atau hari bagi mereka untuk bertahan,” tambahnya.

Mariupol merupakan tempat penting bagi Rusia, yang membuat mereka bersikeras untuk merebutnya.

Mariupol akan menolong rencana Rusia untuk menguasai seluruh pantai selatan Ukraina, dan menyambungkan Donetsk dan Luhansk dengan wilayah yang dianeksasi pada 2014, Krimea.

Selain itu juga akan menambah akses untuk area Transnistria yang pro-Rusia ke seluruh perbatasan barat Ukraina dengan Moldova.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU