> >

Kisah Jurnalis Rusia yang Kunjungi Banyak Kamar Mayat demi Cari Bukti Objektif Perang di Ukraina

Krisis rusia ukraina | 26 April 2022, 22:46 WIB
Foto ilustrasi. Situasi salah satu kuburan umum di Bucha, Kiev, Ukraina yang sibuk sejak pasukan Rusia mundur dari daerah itu. Foto diambil pada 14 April 2022. (Sumber: Rodrigo Abd/Associated Press)

MOSKOW, KOMPAS.TV – Saat reporter Rusia Lilia Yapparova mulai meliput perang di wilayah Ukraina, ia mengira akan disambut dengan permusuhan. Tetapi sebaliknya, orang-orang Ukraina yang ditemuinya justru menunjukkan kebaikan hati mereka.

“Jujur, saya terkejut karena orang-orang menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membantu saya,” ujar Yapparova yang bekerja untuk media independen Rusia, Meduza.

Yapparova diketahui berada di Ukraina sejak beberapa hari sejak perang dimulai. 

“Padahal, mereka berhak bilang tidak dan menolak saya,” imbuhnya, seperti dilaporkan The Moscow Times, Selasa (26/4/2022).

Kendati adanya penindakan keras terhadap media di Rusia, sejumlah jurnalis independen Rusia terus bekerja tak kenal lelah melaporkan peperangan yang terjadi di Ukraina.

Selain mewawancarai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mereka telah mengirimkan kabar berita dari medan perang di selatan dan utara Ukraina.

Mereka mendokumentasikan bukti pembunuhan massal, pemerkosaan dan penjarahan oleh tentara Rusia di sejumlah kota dan desa dekat Kiev.

Baca Juga: Greenpeace Cegat Kapal Tanker Rusia di Pesisir Norwegia, Dianggap Biayai Perang di Ukraina

“Orang-orang membantu saya,” ujar Elene Kostyuchenko, jurnalis harian Novaya Gazeta yang tiba di Ukraina pada hari kedua perang. 

“Ada orang-orang yang membawakan saya rompi antipeluru dan helm sejauh 25 kilometer. Ada orang-orang yang membantu mencarikan saya tempat tinggal. Dan ada orang-orang yang membantu editor saya mengirimkan uang dan obat-obatan pada saya,” urai Kostyuchenko.

Selain meliput perang di kota Lviv di barat Ukraina, Kostyuchenko juga bekerja di kota pelabuhan Odesa dan kota Mykolaiv yang hancur di selatan Ukraina.

Perjalanan liputannya yang paling berbahaya adalah saat ia menyeberangi garis depan menggunakan mobil untuk mencapai Kota Kherson yang diduduki Rusia.

Foto ilustrasi. Dampak kerusakan akibat perang di Trostyanets, Ukraina. Foto diambil pada 28 Maret 2022. (Sumber: Felipe Dana/Associated Press)

Masa Depan Tak Pasti Pers Independen Rusia

Namun, meski jurnalis seperti Kostyuchenko ditugaskan meliput di Ukraina, media tempat mereka bekerja di Rusia menghadapi masa depan yang tak pasti.

Laporan Kostyuchenko awalnya disensor oleh medianya sendiri, Novaya Gazeta. Harian itu menghapus kata ‘perang’ dalam artikel Kostyuchenko demi mematuhi undang-undang Rusia yang mengancam jurnalis yang menyebarkan ‘berita palsu’ dengan penjara 15 tahun.

Novaya Gazeta juga menghapus beberapa artikel Kostyuchenko dari situs web-nya atas permintaan regulator komunikasi Rusia, Roskomnadzor.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : The Moscow Times


TERBARU