> >

Dokter Ini Bebas Setelah 14 Pasiennya Tewas, Diduga Kelebihan Obat Penghilang Rasa Sakit

Kompas dunia | 21 April 2022, 07:08 WIB
Mantan dokter Rumah Sakit Mount Carmel William Husel memeluk istrinya, Mariah Baird, setelah dinyatakan tidak bersalah atas 14 dakwaan pembunuhan, Rabu, 20 April 2022 di Columbus, Ohio, Amerika Serikat. Husel diduga terkait dengan kematian 14 pasiennya. Pasien-pasien tersebut diduga mengalami overdosis fentanyl, yaitu obat penghilang rasa sakit. (Sumber: Doral Chenoweth/The Columbus Dispatch via AP)

Baca Juga: Para Dokter Minta Persoalan Terawan & IDI Diselesaikan Secara Ilmiah Bukan Politis - ROSI

Usia pasien yang meninggal berkisar antara 37 hingga 82 tahun. Pasien pertama meninggal pada Mei 2015. Sedangkan tiga pasien terakhir meninggal pada November 2018.

Selama argumen penutup 11 April, David Zeyen, asisten jaksa Franklin County, mengatakan kepada juri bahwa terlepas dari seberapa dekat pasien dengan kematian, adalah ilegal untuk mempercepat prosesnya.

Namun jaksa tidak mendapat bukti untuk mendukung klaim mereka. Dia menyebut Husel sebagai dokter yang luar biasa dan sangat lega karena mimpi buruk telah berakhir.

"Saya sangat sedih William harus melalui ini," kata Baez, pengacara Husel.

Kantor Kejaksaan Franklin County merilis pernyataan singkat yang menyimpulkan, "Kami menerima putusan juri."

Husel dipecat oleh Rumah Sakit Mount Carmel karena telah memesan obat penghilang rasa sakit yang berlebihan untuk sekitar tiga lusin pasien yang meninggal selama beberapa tahun. Dia awalnya didakwa dengan 25 tuduhan pembunuhan, tetapi hakim setuju untuk mengabaikan 11 dari tuduhan itu pada bulan Januari.

Rekan-rekan Husel yang memberikan obat-obatan itu tidak dituntut secara pidana, tetapi rumah sakit mengatakan telah memecat 23 perawat, apoteker, dan manajer setelah penyelidikan internal dan menyimpulkan bahwa para karyawan kemungkinan melakukan tindakan disipliner.

Rumah Sakit Mount Carmel telah mencapai penyelesaian dengan total ganti rugi lebih dari 16,7 juta dollar Amerika  atas kematian sedikitnya 17 pasien. 

Seorang pasien, Melissa Penix, 82 tahun, diberi 2.000 mikrogram fentanil dan meninggal beberapa menit kemudian. John Schweig dari Rumah Sakit Umum Tampa Bay bersaksi untuk kesaksian bahwa penyakit Penix belum mencapai fase terminal.

“Dia adalah seorang pejuang,” kata putri Penix, Bev Leonhard, dari Grove City, menurut The Columbus Dispatch. "Dia tidak pantas mati seperti itu," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU