Kesempatan Terakhir, Rusia Buka Jalur Aman bagi Tentara Ukraina di Mariupol yang Ingin Menyerah
Krisis rusia ukraina | 20 April 2022, 05:30 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Militer Rusia membuka jalur aman dan koridor kemanusiaan bagi personel militer Angkatan Bersenjata Ukraina dan militan yang memutuskan untuk menyerah di pabrik baja Azovstal, Mariupol, lokasi terakhir perlawanan Ukraina di sana.
Demikian diungkapkan Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, seperti dilansir RIA Novosti, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, Mizintsev menambahkan, titik pertemuan dan akomodasi sementara, makanan, dan perawatan medis primer diselenggarakan di ketiga arah.
Di semua jalur konvoi kemanusiaan, Rusia dan Republik Rakyat Donetsk (DPR) secara ketat menerapkan rezim jeda tembakan.
“Mengingat situasi bencana yang telah berkembang di pabrik metalurgi Azovstal di kota Mariupol, dan juga dipandu oleh prinsip-prinsip yang murni kemanusiaan, mulai pukul 14.00 waktu Moskow pada 19 April 2022, Angkatan Bersenjata Rusia membuka koridor kemanusiaan untuk prajurit Ukraina dan militan nasionalis yang secara sukarela meletakkan senjata mereka," kata Mizintsev.
Untuk melakukan ini, menurut sang jenderal, rezim diam, atau jeda tembak total akan diberlakukan, segala permusuhan dihentikan, dan unit-unit tentara Rusia dan DPR ditarik mundur ke jarak yang aman.
Tiga konvoi kemanusiaan dikerahkan di daerah Azovstal: dari barat, di Jalan Shevchenko, dari timur, di Jalan Pobeda dan dari utara, di Jalan Taganrogskaya.
Setiap konvoi mencakup 30 bus dan mobil untuk mengangkut orang termasuk sepuluh ambulans.
Baca Juga: Walau Terjebak di Pabrik Baja, Pasukan Pertahanan Mariupol Punya Tekad Baja: Tolak Menyerah ke Rusia
“Sekali lagi kami meminta otoritas resmi Kiev untuk menunjukkan kehati-hatian, untuk memberikan instruksi yang tepat kepada para militan agar menghentikan perlawanan yang tidak masuk akal dan meninggalkan pusat perlawanan," kata jenderal bintang tiga Rusia itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/RIA Novosti