> >

Rusia Akan Jual Minyak dengan Harga Berapapun kepada Negara-negara Bersahabat

Krisis rusia ukraina | 13 April 2022, 14:26 WIB
Ilustrasi ekspor minyak Rusia. (Sumber: BBC)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Mendapat sanksi dari negara-negara Barat, membuat Rusia kesulitan memasarkan minyak mentah produksinya. Kini, Rusia bahkan mengobral minyaknya ke negara-negara yang dinilai bersahabat.

Menteri Energi Rusia Nikolai Shulginov mengatakan kepada surat kabar Izvestia, bahwa Moskow siap untuk menjual minyak dan produk minyak ke negara-negara bersahabat dalam kisaran harga berapa pun.

Mengutip dari Antara, Rabu (13/4/2022), Shulginov tidak menyebut berapa harga minyak Rusia yang akan dijual ke negara bersahabat. Ia menyampaikan, harga minyak Rusia bisa saja dijual di kisaran harga 80 dollar AS hingga 150 dollar AS per barel.

Berapapun harga minyak Rusia yang ditetapkan, hal itu berdasarkan pertimbangan agar industri minyak Rusia tetap berjalan.

Baca Juga: Tak Diizinkan Pakai Dolar, Rusia Bayar Utang Eurobonds Menggunakan Rubel

Rusia memang sudah mendiskon harga minyaknya sebesar 20 hingga 25 dollar AS per barel. Hal itu membuat banyak negara tertarik membeli minyak Rusia yang lebih murah, dibanding harga minyak dunia yang sedang mahal. 

Di antara pembeli yang tertarik adalah India dan BUMN migas Pertamina.

Harga minyak dunia pada perdagangan Rabu WIB pagi, naik tipis. Harga minyak mentah berjangka Brent menguat 59 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 105,23 dolar AS per barel. Lalu minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 60 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 101,20 dolar AS per barel.

Pada perdagangan Selasa (12/4), kedua jenis minyak itu sudah naik 6 persen. Kenaikan harga minyak dipicu kekhawatiran investor akan turunnya produksi minyak Rusia, yang akan memperketat pasokan minyak dunia.

Apalagi, pembicaraan damai antara Rusia dengan Ukraina menemui jalan buntu.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (12/4) menyalahkan Ukraina karena menggagalkan pembicaraan damai, dan mengatakan Moskow tidak akan menyerah pada apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina.

Baca Juga: Amerika Serikat Minta India Tidak Lagi Beli Minyak Rusia

“Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina 'di jalan buntu', sambil menyatakan serangan tujuh minggu akan direncanakan. Ini meningkatkan momok risiko berlanjutnya gangguan pasokan di pasar minyak,” kata analis minyak ANZ.

Produksi kondensat minyak dan gas Rusia turun di bawah 10 juta barel per hari pada Senin (11/4), level terendah sejak Juli 2020.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU