Begini Sengitnya Persaingan Menuju Putaran 2 Pemilu Memperebutkan Kursi Presiden Prancis
Kompas dunia | 12 April 2022, 06:25 WIBMelenchon meraih hanya satu poin persentase di belakang Le Pen dalam perhitungan terakhir, setelah lonjakan akhir di hari-hari terakhir kampanye.
Hal ini mendorong beberapa orang untuk bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi jika sayap kiri Prancis bersatu di belakang Melenchon sebagai kandidat paling sukses, alih-alih memiliki sederet kandidat kiri lainnya.
Anne Hidalgo yang sosialis, Yannick Jadot beraliran Hijau dan orang Komunis Fabien Roussel semuanya menang kurang dari lima persen pada pemungutan suara hari Minggu, tetapi jika suara itu jatuh ke Melenchon, dia mungkin mencapai putaran kedua alih-alih Le Pen yang maju ke putaran kedua.
"Kami merasakan harapan aliansi sayap kiri tetapi mereka tidak bisa, karena ego mereka atau kurangnya pemikiran ke depan," katamantan kandidat presiden Sosialis Segolene Royal.
"Jika mereka ditarik keluar maka Jean-Luc Melenchon akan berada di babak ketiga," katanya.
Baca Juga: Prancis, Jerman, Austria dan Inggris Tolak Kebijakan Putin untuk Bayar Gas Alam Rusia dengan Rubel
Malapetaka untuk kubu sayap kanan
Partai Republik adalah faksi politik sayap kanan yang membawa mantan presiden Jacques Chirac dan Nicolas Sarkozy ke tampuk kekuasaan dan mendominasi politik Prancis selama bertahun-tahun.
Namun, kandidatnya Valerie Pecresse hanya mendapat suara 4,8 persen dalam kampanye yang dibayangi oleh penolakan Sarkozy untuk mendukung pencalonannya.
Menambah penghinaan terhadap luka yang menganga, Partai Republik sekarang menghadapi krisis keuangan karena hanya kandidat yang mendapat suara di atas lima persen yang biayanya diganti oleh negara, sementara Pecresse kurang dari 5 persen suara dan hari Senin meminta bantuan keuangan dari para pendukung.
"Ini tentang kelangsungan hidup Partai Republik, dan di luar ini, kelangsungan hidup sayap kanan republik," katanya, menambahkan dia secara pribadi berutang lima juta euro.
Tidak ada matahari terbit berwarna hijau
Di negara tetangga Jerman, Partai Hijau adalah bagian dari pemerintah, lama memainkan peran sentral dalam politik nasional dan memegang jabatan menteri luar negeri dan menteri ekonomi di kabinet.
Keberhasilan dalam pemilihan lokal di Prancis membuat Partai Hijau menguasai kota-kota besar termasuk Bordeaux, Lyon dan Grenoble tetapi keberhasilan ini tidak pernah sampai ke tingkat nasional.
Pemilihan kali ini menandai tidak adanya terobosan, dengan kandidatnya Yannick Jadot gagal menembus batas lima persen dan meninggalkan partainya terjengkang ke dalam krisis keuangan yang sama seperti Partai Republik.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/France24