> >

Ulama Afghanistan Ikut Serukan Taliban Agar Segera Buka Sekolah untuk Perempuan

Kompas dunia | 8 April 2022, 12:30 WIB
Anak-anak perempuan Afghanistan dalam pelajaran di Sekolah Menengah Wanita Tajrobawai di Herat, Afghanistan pada 25 November 2021. (Sumber: AP Photo/Petros Giannakouris, File)

KABUL, KOMPAS.TV - Ulama Afghanistan bersama guru dan aktivis perempuan meminta Taliban segera membuka sekolah untuk perempuan.

Mereka mencatatkan resolusi dalam pertemuan di Kabul, Kamis (7/4/2022).

Pada resolusi tersebut mereka menegaskan bahwa penutupan sekolah untuk perempuan tidak logis dan juga tidak sesuai dengan Syariat Islam.

Para partisipan meminta komunitas internasional, khususnya Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) untuk membantu Afghanistan terkait pendididkan perempuan.

Baca Juga: Bahan Baku Opium dan Heroin, Taliban Larang Tanaman Poppy di Seluruh Afghanistan

“Jika suatu masyarakat membutuhkan politik, kesopanan, kepercayaan, ilmu pengetahuan dan akhirnya manajemen, itu tak bisa dilakukan oleh laki-laki saja,” tutur seorang ulama Afghanistan, Shams Rahman Farotan dikutip dari Ariana News.

Ulama Afghanistan yang tinggal di Pakistan juga meminta agar sekolah untuk perempuan kembali dibuka di Afghanistan.

Salah seorang dari mereka mengatakan pendidikan adalah hak dasar untuk perempuan dan para gadis.

“Cara mengundang kami benar, tetapi tak logis menutup pinto sekolah dengan dalih lingkungan (Islam),” kata ulama Afghanistan yang tinggal di Paksitan, Samya Shafiq.

Ia juga meminta Taliban untuk memberikan pilihan kepada masyarakat untuk memilih takdir politiknya.

Baca Juga: Temui Taliban, Menlu Retno Sampaikan Pentingnya Pendidikan Perempuan bagi Masa Depan Afghanistan

Para peserta dari pertemuan di Kabul juga mengungkapkan kesiapan mereka bekerja sama dengan Negara Amarah Islam yang dipimpin Taliban dalam hal interaksi relijius dengan perempuan.

“Ketika Anda ingin memberi mereka tempat duduk, mereka tak memiliki pendidikan, tak memiliki pengetahuan, dan tidak banyak tahu tentang geografi. Itu kejam,” tutur ulama lainnya, Ziaulhaq Baligh.

Pertemuan itu berlangsung setelah Taliban menutup sekolah bagi perempuan di atas kelas enam, langkah yang menimbulkan kritikan internasional.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Ariana News


TERBARU