Kisah Muazin Tertua di Jalur Gaza, Setengah Abad Mengumandangkan Azan di Masjid Tua Palestina
Kompas dunia | 6 April 2022, 02:30 WIBKeluarga Haniyeh diusir saat Hari Nakbah 1948, peristiwa pengusiran besar-besaran warga Palestina dari wilayah yang kini menjadi negara Israel.
Baca Juga: Hari Pertama Ramadan, Pasukan Israel Tembak Mati 3 Milisi Palestina di Tepi Barat
Setibanya di Gaza, Haniyeh sempat bekerja sebagai tukang kayu, menikah, lalu dikaruniai tiga putra dan tiga putri.
Pada usia senja, Haniyeh berharap suatu ketika bisa berkunjung ke Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem dan mengumandangkan azan dari sana.
“Saya berharap bisa kembali ke Jaffa, dan bisa menyuarakan azan dari dalam Masjid Al-Aqsa yang diberkati,” kata Haniyeh.
“Saya ingat apa pun dari hari-hari ketika saya berada di Jaffa, tempat tinggal kami, perjalanan ayah saya menggunakan kereta ke Mesir, lalu dari sana ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji, meriam buka puasa (tradisi mengumumkan buka puasa dengan suara meriam), dan teman-teman yang dulu kami miliki. Kami bersenang-senang dan bermain bersama di lorong-lorong dan di pantai,” lanjutnya, mengenang kehidupan di Jaffa.
Sebagai masjid, Masjid Raya Gaza yang ditempati Haniyeh termasuk ikonis di Palestina. Selain masjid tertua setelah Al-Aqsa, ini adalah masjid terbesar ketiga di Palestina setelah Al-Aqsa dan Masjid Ahmad Pasha al-Jazzar di Akko, kini wilayah Israel.
Masjid Raya Gaza bisa memuat sekitar 5.000 jamaah. Kompleks masjid dibangun di atas tanah seluas 4.100 meter persegi.
Masjid ini dulunya adalah kuil bangsa Filistin yang dibangun sekitar 3.700 tahun lalu. Setelah itu, bangsa Romawi membangun Gereja Santo Porphyrios di atas kompleks tersebut.
Setelah umat Islam merebut Gaza pada 634, gerjea itu diubah menjadi masjid, lalu dibangun pula gereja yang lebih kecil. Gereja itu masih bertahan hingga kini dan juga dinamai Gereja Santo Porphyrios.
Masjid Raya Gaza sempat dijadikan gereja kembali oleh Pasukan Salib pada abad 12. Namun, setelah Salahudin Al-Ayubi merebut kembali Gaza, gereja itu dihancurkan dan dibangun masjid baru.
Masjid yang dibangun Dinasti Mamluk ini sempat dihancurkan tentara Mongol pada 1260. Masjid ini kemudian direstorasi dan selesai pada 1340.
Baca Juga: Kemenag Tegaskan Vaksinasi Covid-19 Tidak Batalkan Puasa Ramadan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Arab News