> >

Penelitian di Tbilisi Kembangkan Virus Bakteriofag, Kerjanya Makan Bakteri yang Kebal Antibiotik

Kompas dunia | 4 April 2022, 22:21 WIB
Penelitian di Tbilisi, Georgia, mengembangkan cara inovatif mengatasi bakteri yang resistan atau kebal antibiotik, melalui virus bakteriofag, yang kerjanya membunuh dan memakan bakteri berbahaya saat obat-obatan antibiotik tidak mempan membunuh bakteri berbahaya tersebut. (Sumber: France24)

Dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang menyatakan resistansi antimikroba sebagai krisis kesehatan global, fag kembali hadir dengan spektakuler, terutama karena bakteriofag dapat menghajar bakteri yang kebal antibiotik sambil membiarkan sel manusia tetap utuh.

Sebuah studi baru-baru ini memperingatkan, superbug dapat membunuh sebanyak 10 juta orang per tahun saat resistansi antimikroba mencapai titik kritis akibat penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Situasi mengerikan itu bisa datang dalam tiga dekade ke depan.

Sementara obat-obatan berbasis fag tidak dapat sepenuhnya menggantikan antibiotik, para peneliti mengatakan, mereka punya kelebihan utama karena murah, tidak menghasilkan efek samping atau merusak organ maupun flora usus.

"Kami memproduksi enam fag standar yang berspektrum luas dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit menular," kata dokter dari Institut Eliava, Lia Nadareishvili.

Walau begitu, pada 10 - 15 persen pasien, fag atau phages standar tidak bekerja dengan baik sehingga "kita harus mencari phages atau fag yang mampu membunuh bakteri yang ditargetkan," tambahnya.

Baca Juga: Sri Lanka Larang Bongkar Muat Pupuk Organik Terkontaminasi Bakteri Berbahaya Asal China

Phages atau fag bisa khusus dirancang untuk menyasar infeksi bakteri langka, dan fag tersebut bisa dipilih dari koleksi besar fag institut tersebut, atau bisa dicari di mana saja, termasuk di tanah, di saluran air kotor, maupun di air yang terpolusi, kata Kutateladze.

Institut itu bahkan bisa 'melatih' fag sehingga "mereka bisa membunuh lebih banyak bakteri berbahaya," seraya menambahkan, "Ini murah dan terapi yang sangat gampang dijangkau."

Seorang insinyur mesin Amerika berusia 34 tahun yang menderita penyakit bakteri kronis selama enam tahun seperti dikutip France24 mengatakan dia "sudah merasakan perbaikan" setelah dua minggu menjalani perawatan di institut Eliava di Tbilisi.

"Saya sudah mencoba setiap pengobatan yang mungkin dilakukan di Amerika Serikat," kata Andrew, yang hanya mau menyebutkan nama depannya.

Dia adalah salah satu dari ratusan pasien dari seluruh dunia yang tiba di Georgia setiap tahun untuk perawatan harapan terakhir, kata Nadareishvili.

Baca Juga: Hati-hati! Penggunaan Antibiotik Sembarangan Bisa Bikin Penyakit Makin Susah Sembuh

Penelitian di Tbilisi, Georgia, mengembangkan cara inovatif mengatasi bakteri yang resistan atau kebal antibiotik, melalui virus bakteriofag, yang kerjanya membunuh dan memakan bakteri berbahaya saat obat-obatan antibiotik tidak mempan membunuh bakteri berbahaya tersebut. (Sumber: Daily Sabah)

Dengan cepat menipisnya gudang antimikroba tradisional, diperlukan lebih banyak studi klinis sehingga fagoterapi dapat lebih disetujui secara luas, kata Kutateladze.

Tahun 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengesahkan studi klinis tentang penggunaan bakteriofag untuk menyembuhkan infeksi sekunder pada pasien Covid-19.

Di luar obat-obatan, fag sudah digunakan untuk menghentikan makanan menjadi basi, dan "dapat digunakan dalam pertanian untuk melindungi tanaman dan hewan dari bakteri berbahaya," kata Kutateladze.

Lembaga juga telah melakukan penelitian pada bakteri yang menyasar kapas dan beras.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/France24/Daily Sabah


TERBARU





A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: PHP Startup: Unable to load dynamic library 'newrelic.so' (tried: /usr/lib64/php/modules/newrelic.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so: cannot open shared object file: No such file or directory), /usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so: cannot open shared object file: No such file or directory))

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: