Ratusan Tentara Rusia Membelot ke Ukraina, Bentuk Resimen Baru untuk Lawan Putin

KIEV, KOMPAS.TV - Ratusan tentara Rusia dilaporkan telah membelot ke Ukraina dan membentuk resimen baru untuk melawan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Ukraina.

Kementerian tersebut mengungkapkan di Telegram bahwa para sukarelawan pertama dari tentara Rusia yang membelot telah memulai latihan.

Resimen tentara pembelot Rusia itu disebut sebagai Legiun Pembebasan Rusia.

Baca Juga: Menyeramkan, Tiga Tentara Rusia Tewas dan 25 Luka-luka akibat Serangan Lebah di Ukraina

Dilansir dari Daily Star, Kementerian Pertahanan Ukraina memperlihatkan klip video dari unit baru itu. Dalam potongan video itu, mereka tampak tengah berlatih menggunakan senjata antitank NLAW buatan Swedia.

Narasi pada video tersebut mengungkapkan, tentara Rusia tersebut telah menunjukkan keinginan yang sama dengan para sukarelawan untuk menghadapi penjaga Putin yang disebut Kadyrovites.

Kadyrovites merupakan julukan yang diberikan kepada pejuang Cechnya yang loyal terhadap Presiden Chechnya Ramzan Kaydrov.

Kadyrov dan pasukannya memang mendukung pasukan Rusia, mengingat sang pemimpin Chechnya memiliki kedekatan dengan Putin.

Laman berita Ukraina berbahasa Rusia Bagnet melaporkan bahwa para tentara Rusia itu bergabung dengan sukarela.

Sedangkan tawanan perang Rusia harus mendaftar secara tertulis dan lulus pemeriksaan keamanan yang ketat sebelum dapat bergabung.

Kementerian Pertahanan Ukraina menegaskan, ada ratusan perwira dan prajurit tentara Rusia yang membelot ke Ukraina saat moral pasukan yang melakukan invasi ke Ukraina runtuh.

Baca Juga: NATO Beri Peringatan: Rusia Kumpulkan Lagi Pasukan untuk Menggandakan Serangan ke Ukraina

Sementara itu, Putin dilaporkan memanggil 134.500 wajib militer lagi karena meningkatnya jumlah korban militer dan desersi yang menguras kekuatan dalam melakukan penyerangan ke Ukraina.

Menurut dekrit yang diterbitkan laman Pemerintah Rusia, pasukan wajib militer akan dipanggil untuk memulai layanan pada 1 April hingga 15 Juli.

Namun, Kementerian Pertahanan Rusia berjanji bahwa rekrutan wajib militer baru tidak akan dikirim ke wilayah panas mana pun.

Selain itu, mereka juga menegaskan bahwa semua wajib militer pada musim semi lalu akan diizinkan pulang.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Daily Star