Presiden Ukraina Pidato di Depan Parlemen Australia, Minta Kendaraan Lapis Baja
Krisis rusia ukraina | 31 Maret 2022, 21:00 WIBCANBERRA, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis (31/3/2022) berpidato di depan parlemen Australia. Ia meminta langsung bantuan lebih banyak untuk mendukung perangnya melawan Rusia, termasuk kendaraan lapis baja. Ia juga meminta sanksi yang lebih keras.
Associated Press melaporkan, Zelensky menyesuaikan pesannya ke masing-masing negara melalui video berisi permohonan bantuan, seperti yang ditampilkan kepada anggota Parlemen Australia.
Anggota parlemen memberinya tepuk tangan meriah di awal dan akhir pidato 16 menitnya. Selain meminta bantuan, Zelensky juga menyerukan agar kapal Rusia dilarang berlabuh di pelabuhan internasional.
“Kami membutuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia, sanksi yang kuat sampai mereka berhenti memeras negara lain dengan rudal nuklir mereka,” kata Zelensky melalui seorang penerjemah.
Zelensky secara khusus meminta kendaraan lapis baja berpenggerak empat roda Bushmaster buatan Australia.
“Anda memiliki kendaraan personel bersenjata yang sangat bagus, Bushmaster, yang dapat membantu Ukraina secara substansial, dan peralatan lainnya,” kata Zelensky.
Meski ibu kota Ukraina, Kiev, berjarak 15.000 kilometer dari Canberra, Zelensky memperingatkan bahwa Australia tidak aman dari konflik yang terancam berkembang menjadi perang nuklir.
Baca Juga: Zelensky Siap Hadapi Serangan Baru Rusia, Bersumpah Perjuangkan Setiap Meter Ukraina
Dia juga menyebut bahwa kemenangan Rusia atas Ukraina akan membuat China berani menyatakan perang terhadap Taiwan.
“Hal yang paling mengerikan adalah jika kita tidak menghentikan Rusia sekarang, jika kita tidak meminta pertanggungjawaban Rusia, maka beberapa negara lain di dunia yang menantikan perang serupa melawan tetangga mereka akan memutuskan, hal-hal seperti itu memungkinkan bagi mereka,” kata Zelensky.
Zelensky juga mengatakan, Rusia tidak akan menginvasi Ukraina jika Moskow dihukum atas jatuhnya Malaysia Airlines Penerbangan MH17 tahun 2014 di Ukraina.
Dua minggu lalu, pemerintah Australia dan Belanda meluncurkan kasus hukum terhadap Rusia di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional ICAO untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas dugaan perannya dalam serangan rudal yang menewaskan 298 orang di dalamnya.
Dari korban tersebut, 196 warga negara Belanda dan 38 warga Australia.
Perdana Menteri Scott Morrison sebelumnya mengatakan kepada Zelensky bahwa Australia akan memberikan bantuan militer tambahan termasuk umpan taktis, sistem udara tak berawak dan sistem darat tak berawak, ransum dan pasokan medis. Dia kemudian mengatakan bahwa bantuan tambahan itu akan menelan biaya 25 juta dolar Australia atau setara Rp269 miliar.
“Anda mendapatkan doa kami, tetapi Anda juga memiliki senjata kami, bantuan kemanusiaan kami, sanksi kami terhadap mereka yang berusaha menyangkal kemerdekaan (negara) Anda dan Anda bahkan memiliki batu bara kami,” kata Morrison.
Australia menjanjikan atau menyediakan Ukraina bantuan militer senilai 68 juta dollar AS, 49 juta dollar AS dalam bantuan kemanusiaan dan 70.000 metrik ton batu bara.
Baca Juga: Moral Tentara Rusia di Ukraina Menurun, Mulai Menolak Perintah dan Tembak Jatuh Pesawatnya Sendiri
Sebelumnya pada Kamis, pemerintah Australia mengumumkan tarif tambahan 35 persen untuk semua impor dari Rusia dan Belarusia mulai 25 April.
Impor minyak dan energi dari Rusia akan dilarang mulai tanggal tersebut. Ekspor bijih aluminium Australia ke Rusia juga akan dilarang.
Sanksi telah dijatuhkan pada lebih dari 500 individu dan badan hukum di Rusia dan Belarusia. Sanksi tersebut mencakup 80 persen sektor perbankan Rusia dan semua badan hukum pemerintah yang menangani utang negara Rusia.
Jeremy Fleming, yang mengepalai badan mata-mata elektronik Inggris, Government Communications Headquarters, memuji “operasi informasi” Zelensky.
Fleming mengatakan Zelensky sangat efektif dalam melawan dorongan disinformasi besar-besaran Rusia yang menyebarkan propaganda tentang perang.
Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya "salah menilai" invasi tersebut, katanya.
“Kami telah melihat tentara Rusia kekurangan senjata dan moral, menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri,” kata Fleming.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press