Perang Rusia-Ukraina Buat Menlu Retno Sorot Pengelolaan Indo-Pasifik: Harus Hati-Hati, Hormati Hukum
Kompas dunia | 28 Maret 2022, 21:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut invasi Rusia ke Ukraina menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan kawasan Indo-Pasifik untuk menjaga perdamaian. Ia menekankan pengelolaan Indo-Pasifik harus lebih hati-hati dan menghormati hukum internasional.
Hal tersebut disampaikan Retno ketika menghadiri Forum Doha di Qatar yang digelar pada 26-27 Maret lalu. Menurut keterangan pers yang dipantau Antara, Senin (28/3/2022), Retno menjadi pembicara dalam sesi yang membahas perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.
Retno mengingatkan setiap pihak yang terlibat di kawasan Indo-Pasifik harus menghormati hukum internasional untuk menjaga stabilitas.
“Tentunya penghormatan terhadap hukum internasional harus menjadi komitmen semua pihak, agar kawasan Indo-Pasifik tetap menjadi kawasan damai, stabil, dan sejahtera,” kata Menlu Retno.
Baca Juga: China Tuding Strategi Indo-Pasifik Amerika Serikat Sama Bahayanya dengan Ekspansi NATO Eropa Timur
Retno menambahkan, penghormatan terhadap hukum internasional harus dilakukan secara konsisten dan tidak tebang pilih. Ini termasuk penghormatan kedaulatan dan integritas teritorial masing-masing negara.
Menurut Retno, pembentukan kelompok-kelompok multilateral dan plurilateral yang ada dapat menjadi building block untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Indo-Pasifik.
Lebih lanjut, Retno menjelaskan latar belakang ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang disepakati negara-negara Asia Tenggara sejak 2019 lalu.
Retno menyebut AOIP bertujuan mencapai setidaknya tiga hal. Yang pertama adalah pembangunan paradigma positif dengan terus mengajak semua pihak mengembangkan budaya dialog dan kolaborasi, budaya kerja sama yang saling menguntungkan alih-alih zero sum, serta mengubah trust deficit menjadi kepercayaan strategis.
Baca Juga: Aliansi Quad Sepakat Peristiwa di Ukraina Tidak Boleh Terjadi di Kawasan Indo-Pasifik
Lalu, yang kedua, mengembangkan kerja sama konkret untuk mencegah ketegangan. AOIP menawarkan empat prioritas kerja sama yakni kerja sama maritim, konektivitas, pencapaian sustainable development goals (SDGs), serta perdagangan dan investasi.
Yang ketiga, menurut Retno, adalah demi mengembangkan arsitektur regional yang inklusif.
“Semangat inklusivitas ini menjadi lebih penting artinya saat ini. Inklusivitas dinilai lebih baik daripada kebijakan containment,” kata Retno.
Untuk diketahui, mengenai stabilitas kawasan Indo-Pasifik, terdapat sejumlah isu yang dikhawatirkan. Antara lain adalah persaingan Amerika Serikat (AS) dengan China dan klaim teritori Laut China Selatan oleh Beijing yang menabrak zona ekonomi eksklusif (ZEE) berbagai negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Sementara itu, Menlu Retno dijadwalkan menjalani serangkaian agenda setelah berbicara di Forum Doha. Ia akan melakoni pertemuan dengan sejumlah pihak, antara lain Menteri Luar Negeri Qatar, Arab Saudi, Meksiko, Sri Lanka, dan Uni Eropa.
Baca Juga: China Terpantau Persenjatai Penuh 3 Pulau di Laut China Selatan, Kata Intelijen Udara Amerika
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara