> >

China Salahkan NATO-AS atas Perang Ukraina: Hanya Kami yang Mau Mendengar Rusia

Krisis rusia ukraina | 28 Maret 2022, 19:51 WIB
Ilustrasi. Seorang tentara Ukraina mengintip dari tank ketika berpatorli di Desa Lukyanivka, Provinsi Kiev, Senin (27/3/2022). Pada Selasa (28/3/2022), diplomat China kembali mengkritik peran dan sikap Barat mengenai invasi Rusia ke Ukraina. (Sumber: Associated Press)

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah China kembali menegaskan posisinya yang enggan mengkritik Rusia dan menyalahkan Barat atas perang yang terjadi di Ukraina. Menurut Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) Qin Gang hanya Beijing saat ini yang mau mendengar Rusia.

Hal tersebut disampaikan Qin saat diwawancara kanal Phoenix Television, Selasa (28/3/2022).

Wawancara Qin dilakukan ketika sikap China yang mendukung Moskow semakin disorot oleh negara-negara Barat, termasuk AS.

Qin menyebut posisi China dalam menyikapi invasi Rusia ke Ukraina tergolong “unik”. Ia pun enggan merujuk tindakan Rusia sebagai invasi atau agresi militer, melainkan sebatas “krisis”.

“Sekarang, semua pihak yang terlibat dalam konfrontasi serius dengan Rusia, kecuali China. Hanya China yang mau mendengar Rusia,” kata Qin kepada Phoenix Television dikutip Associated Press.

Baca Juga: Biden Bandingkan Perlawanan Ukraina terhadap Rusia dengan Tragedi Lapangan Tiananmen China 1989

Diplomat 56 tahun itu menyalahkan ekspansi NATO yang dianggapnya memprovokasi Rusia. Ukraina sendiri telah menyatakan siap membahas netralitas dari NATO atau blok mana pun, tetapi Kremlin urung menghentikan serangan.

“Rusia merasa dibohongi oleh NATO dengan ekspansi ke timur. Ia merasa terancam dan terpojok,” kata Qin.

Beijing: Sanksi ke Rusia Memperburuk Ekonomi Global

Di tempat terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin juga mengkritik cara Barat menyikapi konflik Rusia-Ukraina.

Wang merujuk sanksi ekonomi beruntun yang diberlakukan ke Moskow. Ia menyebut sanks-sanksi ini tak akan menyelesaikan masalah dan justru memperburuk ekonomi global.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU