Intelijen Militer Kiev Tuding Rusia akan Belah Dua Ukraina seperti Korea, Lugansk Usul Gabung Rusia
Krisis rusia ukraina | 27 Maret 2022, 21:20 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov menuding Rusia mencoba memecah Ukraina menjadi dua, seperti layaknya Korea yang terbelah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan saat ini.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan, dikutip Associated Press, Minggu (27/3/2022), Kyrylo Budanov mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin menyadari “dia tidak dapat menelan seluruh negara” dan kemungkinan akan mencoba untuk membagi negara di bawah “skenario Korea.”
Itu mengacu pada perpecahan yang telah berlangsung selama beberapa dekade antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Budanov mengatakan, “Penjajah akan mencoba menarik wilayah yang diduduki ke dalam satu struktur kuasi-negara dan mengadunya dengan Ukraina yang merdeka.”
Dia menunjuk pada upaya Rusia untuk mendirikan struktur pemerintahan paralel di kota-kota yang diduduki dan melarang orang menggunakan mata uang Ukraina, hryvnia.
Budanov memperkirakan perlawanan Ukraina akan tumbuh menjadi perang gerilya "total", dan akan menggagalkan upaya Rusia.
Baca Juga: Pejabat Rusia Usul ‘Denazifikasi’ Lanjut ke Baltik, Polandia, Penasihat Zelensky Peringatkan Eropa
Sementara, seorang pemimpin separatis di Ukraina timur mengatakan wilayahnya, Lugansk, ingin mengadakan referendum atau pemungutan suara untuk bergabung dengan Rusia.
Leonid Pasechnik, pemimpin Republik Rakyat Lugansk yang memproklamirkan kemerdekaan dari Ukraina mengatakan mereka mampu mengadakan referendum dalam waktu secepatnya. Referendum ini akan menanyakan kepada warga, apakah mereka mendukung agar wilayah Lugansk menjadi bagian dari Rusia atau tidak.
Rusia mendukung pemberontak separatis di Lugansk dan daerah tetangga Donetsk sejak pemberontakan meletus di sana pada tahun 2014, tak lama setelah Moskow mengintegrasikan Semenanjung Krimea ke dalam wilayah Federasi Rusia menyusul referendum rakyat di Krimea.
Moskow mengakui kemerdekaan Donetsk dan Lugansk pada 21 Februari dan kemudian memenuhi permintaan bantuan militer kedua wilayah itu dan melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Dalam pembicaraan dengan Ukraina, Moskow mendesak Ukraina untuk mengakui kedaulatan Rusia atas Krimea dan kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk atau Lugansk.
Pernyataan Pasechnik bisa menandakan pergeseran posisi Rusia atas pernyataan sebelumnya bahwa Rusia mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press