Pabrikan Mobil Asal Perancis, Renault, Akhirnya Ikut Keluar dari Rusia
Krisis rusia ukraina | 24 Maret 2022, 10:10 WIBPARIS, KOMPAS.TV- Pabrikan mobil asal Perancis, Renault SA, menyatakan akan menghentikan bisnisnya di Rusia untuk sementara. Renault memasarkan mobilnya di Rusia, lewat kepemilikan saham mayoritas di perusahaan otomotif terbesar Rusia, Avtovaz.
"Renault Group mengingatkan bahwa mereka sudah menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mematuhi sanksi internasional," kata manajemen Renault, seperti dikutip dari Antara, Kamis (24/3/2022).
Penghentian bisnis Renault ditandai dengan disetopnya operasional pabrik mobil Renault di wilayah Togliatti dan Izhevsk, dengan alasan kekurangan komponen elektronik. Langkah itu dilakukan setelah tekanan publik terhadap perusahaan Perancis untuk keluar Rusia, semakin besar.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebelumnya menuduh Renault membiayai perang dan mengatakan Renault bersama perusahaan Perancis lainnya, telah membiayai pembunuhan anak-anak dan wanita serta pemerkosaan.
Baca Juga: Pejabat Senior Putin Mundur, Diduga Menentang Penyerangan Rusia ke Ukraina
Bahkan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyerukan boikot global terhadap Renault.
"Saya menyambut pernyataan @renaultgroup tentang penghentian kegiatan industri di Rusia. Langkah yang bertanggung jawab dengan latar belakang agresi barbar Rusia yang sedang berlangsung terhadap Ukraina," cuit Kuleba di akun Twitternya.
Pasar otomotif Rusia menyumbang 8 persen kepada Renault secara global. Terutama melalui 69 persen sahamnya di Avtovaz, yang merupakan produsen merek mobil Lada.
Renault mulai masuk ke Rusia sekitar 10 tahun lalu, karena menilai Rusia akan menjadi 1 dari 10 negara pembeli kendaraan terbesar di dunia. Namun proyeksi itu gagal setelah Rusia mulai berilah dengan mencaplok Krimea pada 2014 dan mendapatkan sanksi dari Barat. Dilanjutkan dengan invasi Rusia ke Ukraina tahun ini.
Baca Juga: Putin Wajibkan Ekspor Gas Rusia dengan Mata Uang Rubel, Harga Gas Eropa Langsung Melonjak 21 Persen
Pemerintah Prancis sendiri tidak mewajibkan perusahaan negara itu untuk keluar dari Rusia, selama mereka mematuhi sanksi internasional.
Untuk tahun lalu saja, pasar Rusia menyumbang hampir 20 persen dari total volume penjualan grup. Namun Renault yakin, dengan kondisi Rusia saat ini yang sedang perang, tidak menjadi ancaman bagi kinerja Renault.
Dengan ditangguhkannya operasional pabrik di Rusia, Renault kini tengah menghitung ulang aset mereka. Tahun 2021 kemarin, Renault memiliki aset senilai 2,42 miliar dollar AS di Rusia.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara