> >

Badan Antariksa Rusia juga Minta Pembayaran Layanan Luar Angkasa dengan Mata Uang Rubel

Krisis rusia ukraina | 24 Maret 2022, 07:28 WIB
Salah satu roket Badan Antariksa Rusia Roscosmos. Badan antariksa Rusia hari Rabu, (23/3/2022) waktu Moskow mengatakan mereka akan mendesak mitra internasionalnya membayar layanan antariksa mereka dalam mata uang rubel, seperti dilaporkan Straits Times, Kamis, (24/3/2022). (Sumber: Straits Times/Roscosmos)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Badan antariksa Rusia Roscosmos mendesak mitra internasionalnya membayar layanan antariksa mereka dalam mata uang Rubel Rusia, seperti dilaporkan Straits Times, Kamis (24/3/2022).

Hal itu diungkapkan Badan Antariksa Rusia usai Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia hanya akan menerima pembayaran rubel untuk pengiriman gas ke "negara-negara yang tidak bersahabat".

"Kami juga akan membuat semua perjanjian eksternal kami dalam rubel," kata kepala badan antariksa Roscosmos Dmitry Rogozin seperti dikutip oleh kantor berita resmi Tass.

Beberapa jam sebelumnya, Putin mengumumkan rencana bahwa hanya mata uang Rubel Rusia yang akan diterima sebagai pembayaran untuk pengiriman gas ke "negara-negara yang tidak bersahabat", yang mencakup semua anggota Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Pemimpin Rusia itu juga mengisyaratkan ekspor Rusia lainnya mungkin akan mengambil langkah yang sama.

"Jelas pengiriman barang-barang kita ke Uni Eropa, Amerika Serikat, sudah tidak masuk akal bila kita menerima dolar, euro, dan mata uang lainnya," kata Putin, bereaksi terhadap pembekuan aset Rusia di Barat karena perang dengan Ukraina.

Baca Juga: Rusia akan Bercocok Tanam di Modul Penelitian Nauka Stasiun Luar Angkasa ISS

International Space Station atau Stasiun Antariksa Internasional pada Maret 2021. Badan antariksa Rusia Roscosmos hari Rabu, (23/3/2022) waktu Moskow mengatakan mereka akan mendesak mitra internasionalnya membayar layanan antariksa mereka dalam mata uang rubel, seperti dilaporkan Straits Times, Kamis, (24/3/2022). (Sumber: France24/NASA)

Pekan lalu Rogozin memperingatkan, sanksi Barat dapat menyebabkan Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS jatuh, karena mengganggu pengoperasian pesawat ruang angkasa yang vital untuk menjaga platform di orbit.

ISS, sebuah kolaborasi antara Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Badan Antariksa Eropa dan Rusia, dibagi menjadi dua bagian: Segmen Orbital Amerika Serikat dan Segmen Orbital Rusia.

Saat ini, ISS bergantung pada sistem propulsi Rusia untuk mempertahankan orbitnya, sekitar 400 kilometer di atas permukaan laut, dengan segmen Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas kelistrikan dan sistem pendukung kehidupan, sebuah saling ketergantungan yang terjalin sejak awal tahun 1990an.

Sampai baru-baru ini, kerja sama antariksa antara Rusia dan negara-negara Barat adalah salah satu dari sedikit wilayah yang tidak terlalu menderita akibat sanksi yang dijatuhkan terhadap Moskow usai Rusia mengintegrasikan semenanjung Krimea di Ukraina pada 2014.

Pada 30 Maret, seorang astronot Amerika, Mark Vande Hei, dan kosmonot Rusia Anton Chkaplerov dan Pyotr Dubrov, dijadwalkan kembali ke Bumi dari ISS dengan menaiki pesawat ruang angkasa Soyuz.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU